2015-2018, KSPI Rilis Karyawan Terkena PHK Hampir 1 Juta Orang
MataPublik.co, JAKARTA – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyebut total karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam kurun 2015-2018 mencapai hampir 1 juta orang. Beberapa perusahaan yang merumahkan karyawannya antara lain, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk, dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
Ketua KSPI Said Iqbal menilai sektor semen dan baja tak cukup kuat untuk berkompetisi dengan perusahaan asal China, sehingga beberapa pabrik ditutup. Baja dan semen asal negara Tirai Bambu membuat penjualan perusahaan dalam negeri merosot.
“Krakatau Steel di Cilegon banyak melakukan PHK terhadap karyawan kontrak karena masuknya pabrik baja China, industri baja di Indonesia kalah karena harga baja China lebih murah,” ungkap Said, Rabu (26/12).
Sementara itu, harga jual semen hasil olahan pabrik China juga dibanderol dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan semen milik Holcim dan Indocement. Akibatnya, perusahaan tak bisa mempertahankan beberapa pabik miliknya.
Kemudian, beberapa pabrik milik PT Smelting Gresik juga telah ditutup sepanjang tahun ini. Namun, Said mengaku masih mengumpulkan data terkait penutupan pabrik tersebut dan jumlah karyawan yang terkena PHK.
“Beberapa pabrik PT Smelting Gresik di Bekasi sama Tangerang itu hampir ratusan ribu karyawan,” terang Said.
Tak hanya itu, penutupan pabrik dari perusahaan elektronik seperti Toshiba dan Panasonic juga menyebabkan karyawannya kehilangan pekerjaan. Belum lagi, penutupan toko ritel Giant juga menambah jumlah karyawan yang dirumahkan tahun ini.
“Bisa lihat kalau ditotal mungkin ada 19 cabang Giant tutup misalnya di Lampung, Medan, dan lain-lain,” pungkas Said.
“Lalu Giant juga untuk sektor ritel kalau dilihat sudah menutup 19 cabang di Lampung, Medan, dan lain-lain,” pungkas Said.
Pada 2015 lalu, jumlah karyawan yang terkena PHK sebanyak 50 ribu karyawan yang bekerja di perusahaan berbasis tekstil, makanan dan minuman (mamin). Kemudian, PHK pada 2016 dan 2017 terjadi di industri ritel, keramik, pertambangan, dan farmasi kesehatan.
CNNIndonesia.com telah mencoba menghubungi Direktur Utama Indocement Tunggal Prakasa Christian Kartawijaya dan Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim melalui pesan singkat dan telepon, tetapi keduanya belum merespons pernyataan dari KSPI hingga berita ini diturunkan. (iuy)