Uncategorized

25 Kepala Suku di Papua Berangkat Haji Diundang Khusus Arab Saudi

Bukti perhatian terhadap perkembangan Islam di Papua

 MataPublik.co, JAKARTA – Presiden Yayasan Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN), Ustaz Fadhlan Garamatan mengucap penuh syukur  diundangnya 25 kepala suku Papua dan Papua Barat untuk berangkat haji tahun ini. “Alhamdulillah,” ujar Ustaz Fadhlan, yang didaulat sebagai pembimbing mereka.

Menurut mubalih yang dikenal dengan dakwah sabunnya ini mengungkap, setiap kepala suku memiliki cerita-cerita kegembiraan dan keindahan. Mereka sebelumnya tidak pernah saling bertemu atau saling mengenal tetapi kemudian ibadah haji mempertemukan mereka. “Baik manasik di Bekasi atau nanti InsyaAllah di Makkah,” ungkapnya penuh syukur seperti dilansir irham.com.

Dalam program ini, para kepala suku yang terpilih mendapatkan undangan khusus dari pihak Kedubes Arab Saudi, dengan bantuan Syaikh Khalid al-Hamudi dan DMI. Sebelum berangkat ke Tanah Suci, pelbagai syarat administrasi yang diperlukan sudah harus dipenuhi.

Ustaz asli Fak-Fak ini menjelaskan, pihaknya telah mendampingi mereka selama mengurus dokumen-dokumen keimigrasian di kota-kota Provinsi Papua atau Papua Barat. Pendampingan itu perlu lantaran mereka berasal dari daerah-daerah yang cukup terpencil.

Lihat Juga  Walikota Palembang H Harnojoyo Terima Penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

“Kita kalau mau ketemu mereka, harus pakai mobil. Ada yang mesti pakai perahu lagi. Kalau dihitung-hitung, jumlahnya 25 kampung, semisal Maibu, Migore, Arguni, Kampung Baru, Fatitipulu, Fatitipasir, Fruwage, Ofi, Sebiar, Arandai, Wagom, dan macam-macam lagi. Tetapi, alhamdulillah, semua telah diberi kemudahan oleh Allah,” kata peraih anugerah Tokoh Perubahan Republika 2011 itu.

Sebagai contoh, sebutnya, ada seorang kepala suku asal Sorong Selatan yang begitu gembira sampai-sampai semua dokumen yang dimilikinya dibawa ke kantor Ditjen Imigrasi setempat. Padahal, yang diurusnya sekadar paspor calon jamaah haji.

“Terima kasih kami juga kepada Ditjen Imigrasi, Kemenkumham. Proses mendapatkan paspor yang biasanya satu pekan, pengalaman kami (menjadi) dua hari. Itu di Sorong, Marauke, Jayapura, dan lain-lain. Semuanya dimudahkan Allah,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Al-Fatih Kaafah Nusanatra (AFKN) Bekasi itu.

“Kita juga berharap, DMI terus membersamai kami dalam membangun dakwah Islam di Papua dan Papua Barat. Bapak-bapak kepala suku ini juga akan menjadi bagian dari dakwah, penguatan, baik ukhuwah Islamiyah, ukhuwah basyariah, dan ukhuwah wathoniyah. Hal itu juga untuk kemajuan pembangunan, baik di Papua maupun Papua Barat,” sambungnya.

Lihat Juga  Terkait Karhutla, Danrem 044 Gapo Tawarkan Konsep Bedulur Silaturahmi dengan Stakeholder

Harapan itulah yang dirasakan pula oleh para tokoh adat. Bagi Sifuan Patiran, misalnya, undangan haji menjadi bukti perhatian terhadap perkembangan Islam di Pulau Papua. Pada akhirnya, masyarakat setempat akan lebih tertarik untuk mengenal lebih dalam agama ini.

“Kebetulan kami yang ada ini sudah lama jadi Muslim. Insya Allah kami (sepulangnya dari ibadah haji –Red) tetap terus berdakwah kepada saudara-saudara kami di Papua. Juga dengan dukungan Bapak Ustaz Fadlan, agar terus memberi bimbingan, memperkenalkan Islam, kepada saudara-saudara kami yang sampai saat ini mungkin belum kenal yang namanya Islam. Selama masih ada Islam di muka bumi, selama dunia ini masih ada, dakwah akan terus berjalan,” tukas Sifuan. (yiu)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker