Desakan Penyerahan Kekuasaan Mahatir Mohammad Kepada Anwar Ibrahim

ANWAR IBRAHIM – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad didesak untuk menyerahkan untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim. Namun, pihak kelompok reformasi menginginkan bahwa penyerahan jabatan haruslah sesuai dengan kehendak rakyat.
MataPublik.co – KUALALUMPUR – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad mengindikasikan bahwa ia akan menyerahkan jabatan perdana kepada Anwar Ibrahim, sebagaimana telah disetujui oleh aliansi Pakatan Harapan (PH), meskipun ada seruan oleh partainya untuk menyelesaikan masa jabatannya.
PH adalah koalisi yang teridiri dari dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), Parti Keadilan Rakyat yang dipimpin oleh Anwar, Partai Aksi Demokratik dan Parti Amanah Negara.
Dalam pertemuan tahunan kedua PPBM, Mahathir mengatakan dia telah setuju dengan syarat akan menjadi Perdana Menteri sementara saat pemilu bulan Mei lalu, dan ia akan menepati janji ini.
“Saya menyadari seruan agar Perdana Menteri lama ini tetap bertahan. Tetapi, kita hanya bisa memenangkan pemilihan dengan partai-partai koalisi kita, dan untuk memiliki koalisi ini, salah satu syaratnya adalah bahwa Perdana Menteri, mantan musuh mereka, hanya dapat menjadi Perdana Menteri sementara,” kata Mahathir, seperti yang dikutip dari Strait Times Selasa (1/1-2019).
Mahathir kemudian mengatakan, dia tidak senang mendengar kondisi ini, tetapi pada saat itu prioritas untuk aliansi oposisi PH adalah untuk menggulingkan mantan Perdana Menteri Najib Razak.
“Saya harus menerima syarat untuk menyingkirkan Najib dan kami tidak bisa melakukan apa pun selama Najib berkuasa. Itulah sebabnya kita duduk bersama, dan berpelukan di antara musuh lama. Itu terlihat sangat aneh, tapi sekarang terlihat normal ketika Anda melihat saya duduk dengan musuh di meja yang sama,” katanya.
“Dalam perjuangan, kita harus memberi dan menerima. Jika kita keras kepala dan bersikeras, kita akan dihancurkan dan kita tidak akan mendapatkan apa yang kita inginkan,” tukasnya.
Warga Melayu Selamatkan Malaysia
Dalam sesi lain sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menyerukan warga Melayu dan Bumiputera untuk bisa menyelamatkan dan membangun Malaysia. Itu ditegaskan Mahathir pada Konferensi Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM). Dia percaya bahwa orang Melayu dan Bumiputera bisa sukses.
“Tidak perlu bagi saya mengelaborasikan bagaimana Bersatu bisa mengubah masa depan Melayu dan Bumi putera. Apa yang kita tanyakan kini adalah kepercayaan dan niat untuk meng kuti jalan kita,” ungkap Mahathir pada Sabtu (28/12) malam lalu.
Dia mengungkapkan sangat percaya bahwa rakyat Melayu bisa menyelamatkan diri mereka sendiri. Dia juga sangat percaya bahwa rakyat Melayu bisa menyelamatkan Malaysia. Saat itu masyarakat Melayu menghadapi ketidakpastian dan kehilangan arah setelah kekalahan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) pada Pemilu 9 Mei silam.
UMNO yang merepresentasikan rakyat Melayu sejak lama, menurut Mahathir, sudah tidak lagi eksis. Dia menuding menekankan rasisme tentang masa depan Melayu dan Bumiputera memang diperlukan.
“Hal biasa ketika banyak orang mengatakan hal buruk tentang saya selama suku saya menyadari nasib buruk menunggu mereka di masa depan. Kita harus menyadari kini bahwa kita salah. Jangan melihat kesalahan orang lain,” tutur Mahathir, dilansir Channel News Asia.
“Pilihan untuk berubah berada di tangan kita. Itu tidak membutuhkan upaya, tetapi insya Allah, pengorbanan kita akan terbayar,” ujarnya. Mahathir juga menjelaskan kerusakan akibat pemerintahan sebelumnya justru lebih buruk dibandingkan yang dipikirkan.
“Orang kita sudah lelah dan tidak tertarik dengan kesalahan pemerintahan sebelumnya. Mereka ingin melihat hasil pemulihan yang kita lakukan,” paparnya.
Mahathir mengungkapkan kini fokus dengan apa yang dilakukan pemimpin politik dari Bersatu di pemerintahan Pakatan Harapan (PH). “Kekuatan pemimpin pemerintah adalah membangun negara sehingga orang bisa hidup nyaman dan sempurna,” ujarnya.
Dia menegaskan mereka tidak pernah berkeinginan mengeruk keuntungan pribadi. Tujuan utama, kata Mahathir, adalah membangun Malaysia menjadi negara maju dan salah satu yang melangkah maju dibandingkan negara lain di dunia, dan bukan Malaysia sebagai negara miskin.
Seperti dilansir dari cnnindonesia.com Kelompok reformasi dan pemerhati demokrasi Malaysia, Bersih 2.0, menolak rencana Perdana Menteri Mahathir Mohamad menyerahkan jabatannya tanpa syarat kepada Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR), Anwar Ibrahim.
Rencana penyerahan jabatan itu dilakukan Mahathir sesuai dengan perjanjian yang disepakatinya bersama Anwar sekitar 2017 lalu, untuk bergabung dalam koalisi Pakatan Harapan. Hal itu dilakukan demi bersaing melawan koalisi Barisan Nasional dalam pemilihan umum pada Mei lalu.
“Saya tidak berbicara untuk partai politik. Kami sebagai masyarakat sipil sebenarnya ingin melihat perubahan positif. Tapi kami tidak mau melihat perubahan positif yang berasal dari penyerahan jabatan PM berdasarkan perjanjian politik,” ucap Wakil Ketua Bersih 2.0, Beverly Joeman saat ditemui di Jakarta pada Selasa (20/12), kemarin.
“Jika Mahathir ingin menyerahkan jabatan PM kepada Anwar, kami ingin hal itu dilakukan berdasarkan suara rakyat juga, bukan semata-mata karena menepati janji politik saja,” lanjut Beverly.
Pernyataan itu diutarakan Beverly menanggapi kabar Mahathir akan menyerahkan jabatan perdana menteri kepada Anwar dalam waktu dekat, untuk menepati janji politiknya kepada Anwar. Saat kampanye, Mahathir, yang berhasil melengserkan pemerintahan Najib Razak dalam pemilu kemarin, memang menyatakan dirinya tak akan menduduki kursi perdana menteri untuk satu periode penuh. Kepada koalisinya, Mahathir menjanjikan akan memberikan kursi PM kepada Anwar jika mantan musuh politiknya itu telah kembali menjadi anggota parlemen Malaysia pasca-penahanan. Mahathir menyebut akan memberikan jabatannya kepada Anwar paling tidak setelah dua tahun ia menjabat. Hanya saja kelompok masyarakat sipil khawatir dengan akuntabilitas jika transisi kekuasaan dilakukan seperti itu, tanpa mekanisme dan kontrak politik yang jelas dengan rakyat sebagai pemilik suara. Sementara itu, Anwar baru-baru dilantik menjadi anggota perlemen setelah memenangkan pemilu sela di Port Dickson. |
Mantan wakil PM Malaysia tersebut mendapatkan lebih dari 71 persen dukungan dari total 43 ribu suara di wilayah itu.
Kemenangan Anwar di pemilu sela itu dianggap mendekatkan langkahnya menuju kursi perdana menteri. Meski oposisi Malaysia menilai kemenangan Anwar dalam pemilu tersebut sebagai permainan politik koalisi pemerintah.
Editor: Bangun Lubis