INTERNATIONAL

Abaikan Jamaah Haji, Petugas PPIH Pendamping Kloter Dipulangkan Lebih Awal

MataPublik.co, MADINAH – Seorang petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pendamping kloter dipulangkan lebih dini dari Tanah Suci. Yang bersangkutan dinilai kerap melalaikan tugasnya mendampingi jamaah.

“Sanksi lain adalah petugas tersebut wajib mengembalikan uang yang sudah diterimanya. Teknis pengembalian seperti apa, itu sudah ada aturannya,” kata Ketua Tim Penilai Kinerja Petugas, Agus Syafiq, di Madinah.

Agus Syafiq enggan menjelaskan lebih lanjut soal soal identitas dan kloter petugas tersebut. Kendati demikian, ia menekankan, petugas dipulangkan setelah melalui proses kajian panjang pihak Kementerian Agama.

Agus Syafiq mengatakan, petugas tersebut merangkap sebagai ketua kloter di Makkah. Pihaknya kemudian mendapatkan laporan dari jamaah bahwa yang bersangkutan melalaikan sejumlah tugasnya.

Anggota Tim Penilai Kinerja Petugas, Noeralia Fitria, memerinci, ada tiga hal yang mengakibatkan ketua kloter tersebut harus dipulangkan lebih cepat. Di antaranya, yang bersangkutan kerap menelantarkan jamaah. Ia sering tak diketahui keberadaannya saat dibutuhkan jamaah. “Kalau pemimpinnya seperti ini, jamaah akan bingung akan ikut siapa,” ujar Nafid, sapaan akrabnya.

Kemudian, saat rombongan kloter turun di Bandara King Abdulaziz Jeddah dan banyak jamaah kebingungan harus melakukan apa, si petugas kloter tersebut menghilang. “Lalu ketiga, pada saat jamaah akan umrah wajib, lho kok petugasnya malah tidur. Ini kan tidak bagus ya,” jelas Nafid.

Lihat Juga  Belanda, Spanyol dan Turki Tolak Perlengkapan Medis dari China

Dari tiga catatan tersebut, pemerintah mengambil keputusan untuk memberikan sanksi ke petugas yang bersangkutan.  Menurut Nafid, sebelum dikenakan sanksi, tim pegawas sudah menegur yang bersangkutan dan memberikan peringatan. Namun, saat tim melakukan pemantauan kembali, mereka masih mendapatkan laporan yang sama dari jamaah. “Bahkan semakin menjadi. Ya sudah terpaksa dipulangkan,” kata dia.

Sementara terkait penilaian terhadap para petugas haji secara keseluruhan, ada beberapa kinerja yang menurutnya sudah optimal, tetapi ada juga kekurangan yang menjadi catatan untuk perbaikan di tahun mendatang.

Menurut dia, saat pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifa, dan Mina perlu dilakukan pemetaan ulang dan penempatan petugas di titik-titik krusial. Selain juga perlu ada tim piket jaga di pemondokan jamaah yang dinilainya masih kurang maksimal.

– Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memulangkan satu petugas haji karena dianggap tidak cakap dalam melayani jamaah Indonesia. “Saat jamaah membutuhkan, dia menghilang,” kata Ketua Tim Penilai Kinerja Petugas Agus Syafiq dikutip Media Center Haji di Makkah, Jumat (14/9).

Dia tidak merinci identitas petugas terkait. Hanya saja yang dilakukan petugas terkait menunjukkan sikap tidak profesional dan PPIH melakukan tindakan tegas. Beberapa waktu yang lalu, kata dia, petugas tersebut dipulangkan setelah melalui kajian mendalam. Petugas tersebut merangkap sebagai ketua kloter di Makkah.

Lihat Juga  Sadiq Khan Terpilih Kembali sebagai Wali Kota London

Sang ketua kloter terkait, lanjut dia, ditengarai kerap menelantarkan jamaah sehingga memicu mereka kebingungan tidak memiliki sosok yang memimpin rangkaian perjalanan ibadah haji. “Sebelumnya kami mendapat laporan dari jamaah yang bersangkutan tidak bisa bekerja dengan baik,” katanya.

Anggota Tim Penilai Kinerja Petugas Noeralia Fitria (Nafit) mengatakan terdapat tiga hal yang menjadi pertimbangan pemulangan ketua kloter terkait harus dipulangkan.

Pertama, kata dia, terdapat laporan dari jamaah bahwa ketua kelompok terbang terkait tidak mampu memimpin kloter. Dalam beberapa kesempatan dibutuhkan justru ketua kloter tersebut tidak berada di tempat. “Kalau pemimpinnya seperti ini, jamaah akan bingung ikut siapa,” kata Nafit.

Kedua, lanjut dia, ketua kloter tersebut menghilang saat jamaah mendarat di Bandara Jeddah. Padahal banyak dari jamaah haji yang belum terbiasa bepergian dengan pesawat apalagi ke luar negeri. Dengan tidak adanya ketua kloter tentu memicu kepanikan jamaah.

Ketiga, kata Nafit, ketua kloter itu justru tidur saat jamaahnya menjalani umrah wajib di Masjidil Haram.

Dia mengatakan sejatinya tim pengawas telah menegur ketua kloter terkait. Peringatan juga sudah diberikan tetapi tetap saja masih ada laporan penelantaran jamaah sehingga ketua kloter terkait harus dipulangkan lebih cepat. (iuy)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button