PALEMBANG, Matapublik.co – Dunia sastra nusantara berduka. Sastrawan legendaris Indonesia Danarto meninggal dunia pada Selasa (10/4), pukul 20.54 WIB.
Dari Provinsi Sumatera Selatan, duka mendalam diungkapkan penyair kawakan, Anwar Putra Bayu. Ia menyatakan, rasa kehilangan ini sangat terasa lantaran sosok pribadi Danarto yang sangat bersahaja dan rendah hati. Bahkan Danarto sangat terbuka dan senang berbagi pengetahuan kepada siapa saja. “Atas meninggalnya Mas Danarto, kita telah kehilangan seorang sastrawan avant garde (garda depan) terbaik negeri ini,”ujarnya kepada Matapublik.co, Rabu (11/4).
Dirinya bercerita tentang kesan pertama pertemuannya dengan Danarto. Beberapa tahun lalu, persisnya tahun 2001 Anwar Putra Bayu dan Danarto dipertemukan dalam sebuah kegiatan sastra di SMA Negeri 1 Palembang karena dia diminta B. Yass (alm) untuk membacakan cerpen karyanya. Sementara cepern karya Danarto dibacakan oleh aktor dan sutradara Chaerul Umam (alm). Padahal, lanjut dia, kegiatan di sekolah itu bukan jadwalnya. Karena sehari sebelumnya, ia baru saja menyelesaikan kegiatan apresiasi sastra di SMA Negeri 2 Kayuagung bersama Bur Rasuanto, Titi Said (alm), Wan Anwar (alm), dan Hamid Jabar (alm). Keesokan harinya kegiatan berlanjut di MAN II, kembali Danarto dan Chaerul Umam tampil bersama Taufik Ismail.
“Dari acara Sastrawan Bicara, Siswa Bertanya itulah saya mulai mengenal Danarto secara dekat. Sebelumnya saya mengenalnya melalui novel, cerpen-cerpen, dan puisi grafisnya,”terang Bayu.
Menurutnya, cerpen-cerpen yang sufistik dan memukau karya Danarto membuat sastra Indonesia semakin lengkap dan kaya, sebagaimana yang dia tuangkan dalam cerpen Rintrik, Abracadabra, Kaca Piring, Lailaitul Qadar, dan lain-lain. Dalam dunia sastra, dia memang gigih melakukan gerakkan sastra untuk menggerakkan semangat sastra sufistik, yang pada akhirnya banyak mendapat sambutan hangat dari kalangan sastrawan, kritikus, dan akademisi. “Cerita-ceritanya sungguh mengandung sihir bagi siapa pun yang membacanya. Selamat jalan Mas Danarto, karya-karyamu akan dikenang dalam sejarah sastra Indonesia,”kata dia.
Dari informasi yang dihimpun, diketahui penulis cerpen dan novel fenomenal dalam sejarah sastra Indonesia ini sebelumnya mengalami kecelakaan di daerah Kampung Utan, Ciputat. Ia tertabrak sepeda motor ketika menyebrang menuju kantor bank, sekitar pukul 13.30 WIB. Dari lokasi kecelakaan, Danarto sempat dibawa ke RS UIN Syarief Hidayatullah sebelum akhirnya dirujuk ke RS Fatmawati, sebab Danarto mengalami luka parah di bagian kepala.
Semasa hidupnya ia telah menulis sejumlah buku sastra yang fenomenal, antara lain: Godlob, Asamaraloka, Adam Makrifat, dan Orang Jawa Naik Haji. Rencana jenazah akan dimakamkan di Sragen, Jawa Tengah. “Kami dari Forum Lingkar Pena (FLP) turut berduka cita atas kepergian salah satu sastrawan besar kita Bapak Danarto. Semoga arwah almarhum diterima di sisi Allah SWT,”ucap Azzura Dayana, penulis FLP Sumsel ketika dihubungi terpisah. (yri)