Apel Siaga Umat 313 Tolak Kecurangan Pemilu
MataPublik.co, JAKARTA – Sejumlah massa berseragam putih menggelar aksi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Minggu pagi (31/3). Mereka mengusung tema Apel Siaga Umat 313 untuk menyikapi pemilu. Kawat berduri membentang di depan kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat. Polisi juga menyediakan dua mobil water canon dan perisai antihuru-hara.
Para peserta aksi bergantian menyampaikan orasi di atas mobil komando. Beberapa di antaranya adalah Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath dan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis. Sebagian peserta aksi membawa karton bertuliskan “Tolak Kecurangan Pemilu”. Peserta aksi juga membagikan bunga mawar merah.
Saat jumpa pers sebelumnya pada Kamis (28/3) lalu, Al Khaththath mengatakan aksi kali ini untuk mendukung pemilu berjalan lancar tanpa kecurangan. Aksi dimulai dengan salat subuh berjemaah di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.
Dia mengatakan umat Islam siap mengikuti pemilu sesuai kewajiban yang tercantum pada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) hasil Ijtimak Ulama Komisi Fatwa 2009 di Padang Panjang tentang Pemilu dan Penggunaan Hak Pilih. Apel Siaga 313, menurut dia, juga sebagai aksi lanjutan dari apel yang digelar pada 1 Maret lalu di tempat yang sama.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PA 212 Slamet Ma’arif mengatakan aksi kali ini tidak akan diwarnai dengan tanda dukungan kepada pasangan capres-cawapres mana pun. Ia juga mengimbau kepada ormas agar mensterilkan pelaksanaan apel tersebut dari segala macam atribut dukungan.
Sementara, Ketua KPU Arief Budiman menyatakan tak menjamin bisa menanggapi massa Apel Siaga Umat 313. Arief mengatakan demikian karena Apel Siaga 313 dilakukan bukan pada hari kerja dan dilakukan sehari setelah debat keempat.
Namun, Arief mengatakan KPU tak mempermasalahkan massa yang tetap menggelar aksi di depan Kantor KPU. Ia menganggapnya sebagai penyampaian aspirasi warga. Namun, dia tak sepakat dengan tujuan aksi yang menyebut ingin memastikan KPU adil dan bersih menyelenggarakan pemilu. “Kok, saya ini dituduh curang? Mikir curang aja enggak sempat, enggak ada waktu. Mikirnya itu kerja, habis itu rapat,” kata Arief. (iuy)