Atur Sistem Penjemputan Siswa Hindari Terjadi Kerumunan
PALEMBANG – Syarat utama bagi sekolah agar dapat menyelenggarakan pertemuan tatap muka (PTM) adalah penerapan protokol kesehatan (Prokes) di sekolah.Salah satunya, sekolah harus mengatur sistem antar jemput siswa agar tidak terjadi kerumunan. Untuk itu, Dinas Pendidikan Kota Palembang terus memantau penerapan protokol kesehatan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Ahmad Zulinto menjelaskan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan PTM untuk tingkat SMP pada 13 September nanti. Untuk SMP ditargetkan 100 persen tatap muka untuk sekolah negeri.
Sementara sekolah swasta masih diberikan kesempatan mengajukan, dan akan diverifikasi. ”Kalau memang sudah siap akan kita setujui. Jadi tidak serta merta kita setujui, kita tetap memperketat protokol kesehatan yang harus dipatuhi,” kata Zulinto.
Adapun untuk SD Negeri, pada pelaksanaan PTM, ada penambahan sekolah lagi. “Tiga SD negeri, dan dua SD swasta. Tapi kita lihat dulu, kalau sekolah tersebut keberatan akan kita tawarkan kebijakan,” katanya.
Zulinto melanjutkan, Disdik bersama tim pengawas terus mengevaluasi sekolah yang telah melaksanakan PTM. Apakah ditambah atau tidak. “Hasil evaluasi dan angket di lapangan pelaksanannya sudah baik. Hanya saja, kami sedang evaluasi, karena ada beberapa sekolah yang belum memperhatikan protokol kesehatan. Seperti teknis antar jemput siswa yang masih ada kerumunan,” Zulinto menerangkan.
Untuk itu, jarak sesi pertama dan kedua itu diberi jarak 1 jam. Sehingga antara penjemputan dan pengantaran siswa jangan sering terjadi kerumunan. Karena wali murid yang saking antusiasnya sebelum jam pulang anaknya sudah jemput, seperti di Muhammadiyah mobil menumpuk dan terjadi kerumunan.
”Nah ke depan Satgas sekolahnya perlu diberitahu. Sebetulnya anak itu menunggu di dalam, sehingga tidak ada pertemuan antara siswa pulang dan siswa yang baru datang,” kata Zulinto pula.
Ia mencontohkan di SD Negeri 138, orangtua siswa membawa papan nama anak yang akan dijemput. “Kami sangat mengapresiasi sekolah tersebut. Ini bisa mengantisipasi kerumunan. Kami berharap bisa ditiru oleh sekolah lainnya,” ujar Zulinto.
Bagi sekolah yang tidak sesuai aturan dan abai dengan protokol kesehatan, bisa dikenakan sanksi. “Kita bersama tIm Satgas Covid-19 terus mengawasi setiap hari sekolah. Kalau memang tidak sesuai akan disanksi yakni ditutup lagi sekolahnya. Jadi, sistem buka tutup masih kita lakukan, demi terlaksananya PTM yang sesuai harapan kita,” kata Zulinto. (dnn)