Bawaslu Rilis Data Terbaru, Hasilnya Mengejutkan
MataPublik.co, JAKARTA – Bawaslu menyebut terdapat 2.548 orang jajaran pengawas pemilu yang mengalami sakit, tindakan kekerasan, kecelakaan, dan meninggal dunia selama Pemilu 2019. Data tersebut diambil dari 34 provinsi per tanggal 13 Mei 2019 sekitae pukul 09.00 WIB.
Bawaslu merinci, pengawas pemilu yang meninggal dunia mencapai 92 orang. Provinsi Jawa Barat menjadi wilayah tertinggi dengan jumlah 21 korban meninggal. Pengawas lapangan yang mengalami kekerasan tercatat 20 orang. Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah penganiayaan terbesar yakni empat orang.
Komisioner Bawaslu, Fritz Edward Siregar mengatakan, penganiayaan atau kekerasan bisa terjadi karena berbagai motif. “Bisa saja ada orang yang enggak senang dengan pengawas pemilu, atau pada saat pengawas minta sesuatu tapi orang tersebut enggak mau,” kata Fritz di Gedung Bawaslu, Jakarta, Senin (13/5). “Mungkin dia melakukan proses pemukulan. Bisa terjadi,” Fritz menambahkan.
Dari data yang dirilis Bawaslu itu, sebanyak 273 orang yang mengalami kecelakaan dengan Jawa Tengah sebagai provinsi tertinggi yakni 57 orang. Sementara yang mengalami luka berat dan keguguran mencapai 24 orang. Selanjutnya, 435 pengawas yang sakit dan harus dirawat inap, dan 1.704 pengawas lainnya juga sakit dan harus dirawat jalan.
Ketua Bawaslu, Abhan pada Kamis (2/4) lalu menyebut anggota Panwaslu yang meninggal sebagai pahlawan dan pejuang demokrasi. Mereka melakukan pengawasan Pemilu 2019 dengan sebaik-baiknya.
Bawaslu memberikan santunan dan piagam penghargaan kepada petugas yang wafat. Besaran santunan itu sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan Kementerian Keuangan. Untuk korban meninggal dunia diberi Rp36 juta ditambah santunan dari internal Bawaslu. (epj)