MataPublik.co, PALEMBANG – Nasmi Maulida menangis haru ketika usai melafadzkan dua kalimat syahadat uyang berlangsung di Masjid Chengn Ho Sriwijaya. Di saksikan para ustadz dan kerabat, Nasmi Maulida mengislamkan dirinya yang bertepatan dengan Maulid Nabi.
Nama Nasmi Maulida merupakan nama pemberian dari Ustadz yang hadir sebagai saksi dalam pengislaman dirinya. Dengan menggunakan mukena pertama kalinya, ia memeluk sahabat wanitanya satu persatu yang turut hadir untuk memberikan dukungan secara moril kepadanya.
Tetapi Nasmi Maulida tidak sendiri, ada satu lagi Mualaf laki-laki yang juga mantap memeluk agama Islam, yaitu Abdullah. Dirinya sempat bercerita tentang hidayah yang datang kepadanya.
“Saat itu, hati saya bergetar mendengar suara adzan, hati saya rasanya sangat tenang dan damai. Olehb karena itu saya putuskan untuk mantap memeluk agama Allah,” katanya.
Dirinya juga menjelaskan jika dirinya merupakan keturunan Tionghoa yang beragama Budha, dan dirinya sangat senang karena pihak keluarga sangat mendukung keputusannya untuk menjadi muallaf.
“Terutama calon mertua saya, beliau sangat sabar mengajari dan memperkenalkan agama Islam kepada saya, semoga setelah ini, Allah ,udahkan saya dalam belajar lebih dalam agama Islam,” harapnya, Selasa, (20/11/18).
Moment berharga tersebut juga bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi yang jatuh pada 12 Rabiul Awal, 1140 H. Dan kedua mualaf baru tersebut dibimbing oleh ketua DPW Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumsel, H. Akhmad Affandy.
“Mereka telah mendapatkan nama yang lebih islami sebagai tanda bahwa mereka telah menjadi bagian dari saudara kita sesama muslim, meskipun mereka tidak ingin menyebutkan nama aslinya. Dan nama Nasmi Maulida ini yang berarti bintang yang lahir dibulan Maulid,” jelasnya.
Ustadz Didi, begitu ia disapa juga menjelaskan jika aktivitas ikrar syahadat bagi mereka yang ingin menjadi mualaf, dilakukan pada hari Kamis dan Jumat. “Tetapi karena ini bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi, maka segera saja kita lakukan dihari Selasa,” tambahnya.
Dirinya juga menjelaskan jika pada setiap tahun, ada banyak warga yang menjadi mualaf terutama warga keturunan Tinghoa. “Kita sangat bersyukur dengan banyaknya warga keturunan Tionghoa yang memeluk agama Islam, ini berarti bertambah saudara kami dan kita semua yang sesama muslim,” ujarnya.
Dengan adanya ikrar syahadat tersebut, pihaknya pun terus melakukan upaya pembinaan terhadap para mualaf ini dan terus mengajak mereka agar bisa menjadikan PITI sebagai tempat belajar agama.
“Mualaf ini orang yang masih ragu-ragu. Setidaknya dalam waktu 3 bulan kita akan bina mereka untuk belajar agama. Apalagi saat ini sudah banyak tempat belajar dan banyak juga yang mau membimbing mereka,” jelasnya. (iuy)
Reporter : Siti Umnah