MataPublik.co, PALEMBANG – Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) telah menetapkan keputusan perubahan seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 2019, khususnya jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019.
Hal ini memberikan peluang bagi peserta yang akan mengikuti tes SBMPTN 2019. Senin, (29/10/18).
Pasalnya, adanya sistem mendaftar setelah melaksanakan tes tersebut berpotensi calon mahasiswa baru (Maba) PTN untuk lulus di Jurusan pilihan mereka.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Universitas Sriwijaya, Prof Dr Ir H Anis Saggaff MSCE.
Ia mengatakan sistem baru tersebut, mempermudah calon Maba untuk mengukur kompetensi diri, sebelum memilih bidang yang dituju.
“Jadi kalau di Unsri sendiri, sistemnya sama seperti mendaftar siluet atau toefl. Dimana peserta tes akan mendapatkan skor, setelah mereka mendapat skor dan mengetahui hasilnya, barulah mereka bisa melihat batas kemampuan yang di dapat. Lebih besar peluang lulusnya karena mereka mendaftar sesuai hasil nilainya,” kata Anis.
Ia juga mengatakan jika jadwal ujian dilaksanakan bersamaan antara kampus Bukit di Palembang, dan Indralaya Ogan Ilir. Dan biaya pendaftara pun sampai saat ini belum ada perubahan yakni sebesar 200 ribu. Pelaksanaan tes juga menggunakan sistem berbasis komputerisasi sehingga nilai hasil tes bisa langsung dilihat.
Nanti akan ada rapat kembali jika ada informasi lanjutan. Saat ini, info sesuai keputusan kementerian, ujian berlangsung tidak lagi secara manual menggunakan kertas, tapi sudah menggunakan komputer.
“Sehingga tidak ada lagi isu rekayasa dan kebocoran soal, dulu soal ujian dijaga ketat dan itu lumayan merepotkan, sistem komputer menjadi lebih simple lalu lebih adil dan kepastian diterima lebih besar,” tambahnya.
Unsri sendiri membuka peluang maba hingga 19.000 kuota, dengan pembagian 400 peserta perkali ujian di Palembang, dan 500 peserta perkali ujian untuk Indralaya. Anis pun berharap tingkat peserta seleksi akan menembus target.
Kalau bisa sebelum penutupan tembus lagi target peserta untuk masuk Unsri. Harapannya bagi yang akan mengikuti tes, seriuslah belajar, karena masuk perguruan tinggi itu bukan hal main-main. Matang-matanglah belajar mulai dari sekarang, hingga Juni nanti.
“Apalagi unsri berapa tahun terakhir ini, mahasiswanya mayoritas tamat tepat di 8 semester, dan menurunnya mahasiswa tertahan, menjadikan Unsri gencar menerima mahasiswa baru,”jelasnya.
Bukan hanya terlihat lebih sederhana, sistem memberikan tes terlebih dahulu dilanjutkan dengan memilih mendaftar program studi di tahap selanjutnya.
Juga memberikan kesempatan peserta untuk tidak kehilangan umurnya diakibatkan ketidak lulusan karena memilih jurusan yang tidak sesuai kemampuan.
“Banyak kan yang ikut tes misalnya, langsung memilih kedokteran. Dipaksakan tes, akhirnya tidak lulus. Lebih baik kita tau batas diri sampai dimana kemudian tinggal pilih yang kesempatannya besar untuk lulus.”tutup Anis. (iuy)
Reporter : Siti Umnah