Uncategorized

Citilink Terapkan Bagasi Berbayar Akhir Bulan Ini

MataPublik.co, JAKARTA – Citilink Indonesia akan menerapkan bagasi berbayar pada akhir bulan ini. Manajemen mengaku sudah menyerahkan pengajuan proposal mengenai bagasi berbayar kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) beberapa waktu lalu.

Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo mengatakan untuk merealisasikan kebijakan baru itu manajemen akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat selama dua minggu, termasuk menyiapkan infrastrukturnya.

“Sosialisasi atau edukasi harus dua minggu, itu disampaikan ke penumpang dan regulator untuk memberi masukan kalau ada yang kurang,” ujarnya, Selasa (15/1).

Untuk infrastrukturnya sendiri, maskapai penerbangan juga harus memastikan kesiapan counter khusus untuk bagasi berbayar. Hal itu dilakukan agar tak terjadi antrean panjang di bandar udara (bandara).

Lihat Juga  Citilink Dikabarkan Ikuti Jejak Lion Air Hapus Layanan Bagasi Gratis

“Ini harus bisa ditunjukkan ke pemerintah. Itu semua sedang kami siapkan . Butuh waktu tapi kebijakan harus dijalankan,” terang Juliandra.

Saat ini, konsumen masih bisa menikmati bagasi gratis untuk bawaan seberat 20 kg. Nantinya, bagasi berbayar akan diberlakukan untuk penumpang yang membawa barang bawaan lebih dari 7 kg.

Hanya saja, ia tak menyebut pasti berapa tarif yang akan diberlakukan bagi penumpang. Yang pasti, kebijakan baru ini bakal menambah pendapatan sampingan anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ini.

Lihat Juga  Tiket Citilink dan Lion Air Diskon 50 Persen, Begini Cara Belinya

“Ini bagian dari pendapatan tambahan untuk bertumbuh 10 persen dari total pendapatan, targetnya nanti setelah penghapusan bagasi gratis ini total pendapatan tambahan menjadi 20 persen dari total pendapatan,” papar Juliandra.

Selain dari bagasi berbayar, tambahan pendapatan Citilink Indonesia berasal dari iklan dan penjualan makanan di dalam pesawat. Ia mengatakan perusahaan perlu memutar otak untuk mengerek pendapatan agar bisa mencetak keuntungan.

“2018 kemarin sangat susah perusahaan penerbangan cetak keuntungan, ini karena harga avtur, lalu dolar Amerika Serikat (AS) yang naik,” tandas Juliandra. (iuy)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker