TIDAK dipungkiri ketenaran berbagai idol grup Korea Selatan sukses memikat hati para penggemar berbagai kalangan di belahan dunia. Tetapi, siapa sangka dibalik semua popularitas yang mereka dapat ada sebuah kerja keras yang mungkin tidak akan diketahui para penggemar.
Banyak idol kpop yang mengalami jatuh bangun sepanjang kariernya. Mereka dituntut untuk tampil secara total dan sempurna di atas panggung. Hal ini menjadi tekanan yang cukup berat. Besarnya harapan para penggemar membuat mereka harus totalitas dalam setiap pekerjaannya.
Setiap karya melalui album yang keluar harus sukses besar di pasaran. Tentunya ini menjadi beban tersendiri bagi agensi maupun grup yang bernaung di dalamnya.
Bagaimana supaya para fans tidak bosan dengan lagu-lagu yang mereka release? Atau bagaimana agar lagu utama bisa masuk dalam top 10 chart di berbagai platform musik?
Demikian pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dibenak para idol maupun agensi ketika akan memproduksi sebuah karya baru. Karena ketika hal-hal tersebut tidak tercapai, kemungkinan mereka untuk comeback stage (tampil kembali pada sebuah acara musik yang menandakan sebuah album baru keluar) akan sulit dilakukan atau bahkan kemungkinan terburuknya adalah mereka tidak akan bisa berkarya lagi di industri musik.
Ketatnya persaingan antar grup maupun idol membuat mereka dituntut untuk berlatih lebih. Hal ini juga dapat membuat mereka mengalami depresi bahkan tidak sedikit dari mereka sampai harus berakhir dengan bunuh diri. Ada banyak kasus terdengar tentang idol KPOP yang bunuh diri akibat depresi.
Baru-baru ini salah satu idol naungan SM Entertainment yaitu Sulli ditemukan tewas di apartemennya. Menurut beberapa sumber mengatakan bahwa ia mati karena bunuh diri akibat depresi.
Ini bukan kali pertama terjadi bunuh diri akibat depresi di kalangan idol KPOP.
Bahkan sebelum-sebelumnya pernah terjadi kasus bunuh diri oleh beberapa idol di berbagai agensi KPOP. Seringnya idol menerima berbagai komentar melalui akun sosial media tentunya akan mempengaruhi mental mereka.
Ada fans, tentunya juga ada yang namanya anti-fans. Para anti-fans sering melontarkan komentar-komentar negatif, seperti menghujat atau bahkan menghina. Hal-hal yang biasa para anti-fans komentari yatu fisik, kehidupan pribadi, bahkan sampai karya-karya idol KPOP. Tidak sedikit dari mereka yang sampai melukai fisik para idol secara langsung.
Menurut data WHO pada tahun 2016 terdapat 35 juta orang terkena depresi. Di Indonesia sendiri, sekitar 14 juta orang (6%) yang berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional berupa gejala depresi dan kecemasan. Tentunya juga akan terjadi peningkatan angka kejadian kematian akibat akibat depresi bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia.
Depresi sering kali terjadi pada orang yang sering mengalami tekanan akibat berbagai macam persoalan yang dihadapinya. Beberapa diantaranya seperti permasalahan ekonomi, masalah kesehatan, dan masalah internal (pribadi) maupun ekternal (pengaruh luar) lainnya.
Adapun tanda-tanda seseorang mengalami depresi yaitu seperti perubahan mood (suasana hati) yang berlebih, cenderung menyendiri karena penurunan rasa percaya diri, mengalami pusing di kepala, gangguan tidur bahkan adanya timbul niatan untul melakukan bunuh diri. Hal-hal tersebut menunjukkan kemunduran mental seseorang. Tanpa kita sadari terkadang apa yang kita lakukan dapat mempengaruhi perasaan seseorang.
Oleh karena itu ada baiknya kita menjaga sikap dan perilaku kita terhadap orang lain, salah satunya dengan tidak ikut campur dengan urusan pribadi seseorang.
Seringkali seseorang mengungkapkan perasaan senang, sedih, dan benci melalui status di sosial media. Bahkan tidak sedikit dari mereka terang-terangan melampiaskan perasaan tersebut tanpa memikirkan dampak negatif yang akan mereka terima.
Dampak negatif yang dimaksud seperti komentar-komentar pedas yang dilontarkan di pembaca, dimana mungkin sebagian dari mereka yang membaca status tersebut merasa bahwa hal seperti itu terlalu kekanak-kanakan. Bahkan banyak yang menerima kecaman dari sebagian orang yang tidak menyukai status tersebut.
Banyak idol KPOP yang pada akhirnya harus membuat akun sosial media pribadi mereka demi memuaskan keinginan para penggemar.Tujuannya tidak lain adalah untuk mengetahui aktivitas pribadi maupun kepentingan pekerjaan idol.
Tetapi tidak sedikit juga dari mereka yang tidak mempunyai akun sosial media karena hal-hal negatif yang kemungkinan mempengaruhi karier mereka di industri hiburan. Tentu saja hal ini menimbulkan pro dan kontra dikalangan penggemar. Ada yang mendukung hal tersebut, tetapi tidak sedikit yang menentangnya.
Oleh karena itu sebagai penggemar suatu grup atau idol selayaknya kita mendukung mereka.
Hal yang dapat kita lakukan adalah dengan memberikan komentar-komentar positif seperti memberikan pujian atas usaha yang telah mereka lakukan, sekalipun terkadang karya yang mereka keluarkan tidak sesuai ekspetasi atau harapan kita. Sebagai penggemar, kita tidak perlu memaksakan diri untuk memiliki segala sesuatu yang berkaitan dengan idola kita, karena tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama.
Tidak sedikit penggemar sering merasa bahwa dirinya tidak layak disebut penggemar karena tidak dapat mendukung idolnya secara langsung., seperti menonton konser, membeli album dan lainnya.
Kita sebagai bagian dari warganet harus bijak dalam menggunakan berbagai jenis sosial media ada. Demikian kata pepatah, sesuatu yang berlebihan tidak baik adanya. Tentu terkadang sebagai penggemar kita sulit untuk mengatur dan mengendalikan diri sendiri. Kita harus paham dalam menempatkan diri dan menentukan prioritas dalam hidup.
Selain itu, kita harus pandai dalam menyikapi dan menyerap pengaruh-pengaruh budaya KPOP. Ambil hal-hal positif yang dapat kita tiru dari para idol, seperti kerja keras dalam mengejar impian mereka dan mempunyai target untuk mencapai suatu keberhasilan di masa depan. (imn)
BIODATA PENULIS
NAMA : DAHLIA MARGARETH
MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA