Desa Baghouz Basis Terakhir ISIS Digempur Martil
MataPublik.co, KURDI – Pasukan pimpinan Kurdi yang didukung Amerika Serikat tinggal selangkah lagi untuk merebut wilayah kantong terakhir yang dikuasai ISIS di sebuah desa terpencil di Suriah. Laporan AFP menyebutkan, pesawat-pesawat tempur menghujani tembakan artileri dan serangan udara pada Minggu (3/3/2019) di desa Baghouz, lokasi terkepungnya ISIS.
Baghouz merupakan sebuah desa yang terletak di tikungan Sungai Eufrat yang dikelilingi oleh pohon palem di provinsi Deir Ezzor. Pantauan wartawan AFP yang berada di garis depan memperlihatkan, tembakan memenuhi udara, begitu pula dengan asap hitam tebal yang mengepul di atas desa.
Berada di atas atap agak jauh, seorang komandan SDF bernama Rustam Hasakeh mendengarkan secara rinci posisi ISIS dengan walki-talkie miliknya. Dia memasukkan koordinat GPS pada tabletnya dan memerintahkan serangan. Beberapa saat kemudian, jet tempur pasukan koalisi muncul di langit dan ledakan terdengar dari kejauhan. “Sejak awal pertempuran, kami telah mengambil 13 atau 14 posisi dari mereka,” ucapnya.
“Kita dapat mendengar percakapan mereka di radio. Beberapa dari mereka berkomunikasi dalam bahasa Rusia,” imbuhnya. Benteng kelompok ekstremis yang tersisa itu diperkirakan seluas setengah kilometer persegi pada pekan lalu. Namun, wilayah itu semakin menyusut dalam beberapa jam terakhir pertempuran.
Sebagai informasi, ISIS pernah menguasai area seluas Inggris dan mengendalikan jutaan orang, termasuk dua juta penduduk di kota Mosul, Irak. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) kini telah mempertahankan daerah penyangga sekitar 1 km yang memisahkan pasukan mereka dengan para anggota ISIS.
ISIS kalah jumlah dan diyakini tidak mungkin bertahan lama melawan SDF yang terus menyerang sisa benteng ISIS di Lembah Eufrat sejak enam bulan lalu. Korban ISIS Ditemukan di Timur Suriah Pengepungan Baghouz akan menandai berakhirnya kendali wilayah ISIS, yang diprediksi terjadi beberapa hari lagi.
“Ada terowongan. Kami tidak yakin berapa banyak anggota ISIS yang masih di dalam,” kata Hasakeh. “Mereka benar-benar terkepung. Mereka telah menanam banyak alat peledak di rumah-rumah dan jalan,” imbuhnya. (iuy)