MataPublik.co, PURBALINGGA- Perjabat negara yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus bertambah. tangan Bupati Purbalingga berinisial T telah tiba di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), usai ditangkap Senin (5/6) sore. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu tiba di kantor lembaga antirasuah sekitar pukul 04:50 WIB, sesaat setelah adzan subuh.
T datang setelah menempuh perjalanan menggunakan kereta api Gajayana. Kereta tersebut dikabarkan tiba di Stasiun Gambir Jakarta sekitar pukul 04:27 WIB. Dari pantauan JawaPos.com saat memasuki gedung KPK, orang nomor satu di Purbalingga tersebut menunggangi mobil minibus berwarna hitam. Tercatat sebanyak 5 mobil beriringan, Bupati tersebut berada di mobil terdepan.
Saat turun dari kendaraan T menggunakan baju kemeja berwarna keunguan, sedangkan celananya berwarna coklat seperti khas seragam dinas. Di depan awak media Ketua DPC PDIP Purbalingga tersebut tak mengucap sepatah katapun. Namun ada hal aneh, dia dengan percaya dirinya mengangkat kedua tangannya dan memperlihatkan 3 jari di atas seolah simbol ‘metal’ yang kerap kali dipraktikan oleh anak masa kini.
Belum diketahui pasti maksud di balik aksinya tersebut. Akan tetapi tingkah laku Bupati tersebut menjadi pusat perhatian awak media.
Selain T, terlihat pula 3 orang yang diduga terlibat dalam kasus dugaan korupsi proyek Islamic Center. Belum diketahui pasti identitas ketiga orang tersebut, namun pada ciri-cirinya mereka menggunakan celana coklat khas pakaian dinas PNS atau sama persis dengan yang dikenakan Bupati Purbalingga.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Purbalingga, Jawa Tengah. Lembaga antirasuah itu menangkap enam orang pelaku. Salah satunya adalah Bupati Purbalingga, Tasdi.
Mengulas sosok Tasdi, sebagaimana dikutip dari situs resmi Pemkab Purbalingga, pria kelahiran Purbalingga 11 April 1968 itu tercatat memiliki karir mentereng di dunia politik. Dia mengawali karir sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Purbalingga periode 1999-2004.
Masih 2004, Tasdi kemudian terpilih menjadi Ketua DPRD Purbalingga. Dia menjabat jabatan tersebut hingga 2014 dilanjut dengan menduduki posisi Wakil Bupati Purbalingga hingga 2015.
Setahun berselang setelah memenangi Pilkada serentak 2015, posisinya naik menjadi Bupati Purbalingga berpasangan dengan Dyah Hayuning Pratiwi. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu resmi menjadi orang nomor satu di Purbalingga sejak 16 Februari 2016. Ketika itu dia dilantik Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dalam posisi tersebut Tasdi menggantikan kepemimpinan Sukento Ridho Marhaendrianto. Jabatan bupati yang diembannya berlangsung hingga sekarang. Jabatan ini pula yang membuat Tasdi berurusan dengan KPK atas dugaan korupsi proyek pembangunan Islamic Center.
Tidak hanya di bidang politik, Tasdi juga terbilang memiliki karir sukses di sektor wirausaha. Tercatat pada rentan 1990-1993, dia menjabat sebagai direktur sekaligus pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Karangreja, Purbalingga.
Usahanya tersebut akhirnya dinyatakan bangkrut karena Perusahaan Listrik Negara (PLN) mulai memasuki kampungnya. Setelah itu kemudian dia beralih usaha di bidang niaga dengan menyediakan jasa kendaraan pengangkut berbagai keperluan.
Usahanya ini berjalan hingga 1999. Pada tahun tersebut dia memutuskan menjual truk yang digunakan dalam bisnis niaganya untuk modal mencalonkan diri di Pileg, yang berujung terpilihnya menjadi anggota DPRD Purbalingga.
Karir kepartaiannya juga terbilang cemerlang. Diawali pada 1996 saat dirinya ditunjuk menjadi bendahara Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP Karangreja, hingga pada akhirnya dia terpilih menjadi Ketua DPC PDIP tahun 2005. Dalam posisi itu dia menjabat selama tiga periode hingga 2020.
Seperti diketahui, sebelumnya diberitakan, Tim Satgas Penindakan KPK kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Dalam operasi senyap yang dilakukan Senin (5/6) sore di beberapa tempat terpisah, KPK menangkap sejumlah pihak di antaranya Bupati Purbalingga berinisial T, Kepala Bagian Lelang HI, Ajudan Bupati TP (ditangkap di Purbalingga) seorang kontraktor N (ditangkap di Purwokerto), dan dua pihak lain yang ditangkap di Jakarta.
Saat ini, para pihak yang ditangkap di Purbalingga dan Purwokerto dikabarkan tengah dibawa ke Markas KPK di Jakarta. Sementara pihak yang ditangkap di Jakarta tengah menjalani pemeriksaan intensif guna ditentukan status hukumnya.
(sat/JPC)