Gerakan Kelompok Anarko Terlibat Aksi Kerusuhan May Day
MataPublik.co, BANDUNG – Hasil penyelidikan sementara Polda Jawa Timur, kerusuhan saat aksi May Day di Bandung, Makassar, dan Surabaya diduga saling berhubungan. Semuanya dilakukan oleh kelompok Anarko.
“Kelompok ini ada dengan identitas huruf A besar berada dalam lingkaran. Lingkaran dan huruf A, biasanya warna putih. Benderanya hitam, dan mereka menggunakan pakaian hitam-hitam. Itu ciri-ciri mereka,” terang Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mengera kepada wartawan, Kamis (2/5).
Menurut Barung, kelompok Anarko yang baru tumbuh beberapa tahun terakhir di Tanah Air, merupakan komunitas global atau internasional. Jadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga tumbuh di negara lain. “Anarko ini kelompok yang baru subur di semua negara dan ada cabangnya,” ungkap Barung.
Dan gerakan kelompok Anarko ini, masih kata Barung, dilakukan serentak di semua negara saat aksi May Day 1 Mei kemarin. “Di Australia dan Prancis dilakukan penangkapan, di Turki tadi pagi dilakukan penangkapan 128 orang. Paling banyak di Prancis,” ungkapnya lagi.
Anarko sendiri, kata Barung lagi, merujuk pada paham anarkisme yang terbagi dalam dua klaster, yaitu Anarko-Sisialisme dan Anarko-Sindikalisme.
Anarko-Sisialisme adalah formasi Sosialisme Libertarian yang fokus kepada gerakan penolakan terhadap keberadaan negara dengan segala aturannya. Sedangkan Anarko-Sindikalisme fokus pada gerakan buruh anti-otoritarian, membangun soidaritas pekerja, serta aksi miitan mogok kerja massal.
Biasanya, kata Barung, mereka beraksi dengan memanfaatkan even-even internasional. “Mereka menginginkan kebebasan penuh, individu yang tidak ada batasannya,” jelas perwira tiga melati di pundak ini.
Seperti aksi May Day buruh kemarin. Di Surabaya, misalnya, tepatnya di depan Gedung Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, aksi kelompok Anarko berhasil diantisipasi dengan cepat oleh pihak Polrestabes Surabaya, sehingga tidak sampai terjadi kerusuhan seperti di Bandung dan Makassar.
Lima orang berhasil diamankan polisi (sebelumnya diketahui hanya dua orang yang diamankan). Dari kelima orang itu, dua diantaranya dilepas dan wajib lapor. Sedang tiga lainnya masih diperiksa intensif. “Satu perempuan sebagai penggeraknya diserahkan penanganannya ke Unit PPA,” beber Barung.
Diberitakan sebelumnya, saat aksi May Day yang digelar ribuan buruh dari berbagai elemen se-Jawa Timur di Gedung Grahadi Surabaya disusupi massa mengenakan jaket hoodie warna hitam dan penutup wajah.
Namun berhasil dibubarkan polisi karena tidak mengantongi izin aksi. Sayang, massa yang diketahui sebagai kelompok Anarko ini ternyata tidak membubarkan diri tapi bergabung dengan kelompok buruh dari KASBI (Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia) pada sore harinya.
Penyusupan kelompok Anarko yang kedua ini ternyata juga tak berhasil, polisi kembali mengetahui keberadaan mereka. Bahkan menangkap lima orang. (cob)