MataPublik.co, GILIMANUK– Antrean terjadi sejak pukul 06.00 wita hingga pukul 09.00 WITA, kendaraan belum juga dapat giliran masuk kapal. Para pemudik bermotor, menumpuk pada antrean di dalam parkir Pelabuhan yang disediakan tenda-tenda. Bahkan ada juga penumpukan terjadi di dekat loket kapal.
Ekor pemudik bermotor hingga sampai depan Bank BPD Gilimanuk. Penumpukan pemudik baik menggunakan motor maupun mobil terjadi sejak Selasa (12/6/2018) malam, hingga esok harinya, Rabu (13/6/2018), seperti dilansir tenar.com.
Namun berangsur-angsur menyusut. Berkurangnya antrean pemudik bermotor dan mobil, setelah pihak ASDP Ketapang Gilimanuk mengoperasikan kapal besar yakni KMP Drajat Paciran yang sebelum uji coba belum pernah dioperasikan.
Setelah dioperasikan, tak berapa lama, antrean langsung surut dan tenda untuk pemudik jadi lengang kembali. Sebelumnya saat terjadi antrean di tenda, Mubin (45) salah seorang pemudik terpaksa dibawa ke posko kesehatan oleh pihak kepolisian, lantaran hampir pingsan.
Mubin juga bawa ke Puskesmas dengan menggunakan ambulan. Umi (36) istri Mubin ditemui mengaku suaminya tiba-tiba lemas saat ngantre. Dia bertempat tinggal di Denpasar dan mudik ini hendak pulang ke Jember.
“Saya mau mudik ke Jember, di denpasar Kos, suami saya hanya kerja tukang,” ujarnya sambil mengajak anaknya yang masih kecil. Hingga siang kemarin, pemudik bermotor sudah berkurang dan kembali lengang. Sedangkan pemudik dengan mobil masih mengalir dan pelan-pelan berkurang.
Sementara GM ASDP Cabang Ketapang-Gilimanuk Elvi Yosa sebelumnya mengatakan KMP Drajat Paciran sengaja diperbantukan di Gilimanuk-Ketapang untuk antisipasi antrean.
Namun kapal ini tidak setiap hari dioperasikan, hanya saat situasi padat dan selama angkutan lebaran saja. Diakuinya kapal yang beroperasi di Selat Bali saat ini sudah cukup. Menurutnya dari 55 KMP yang tersedia, 32 sudah cukup untuk beroperasi. Kapal ini dioperasikan ketika terjadi arus lalulintas yang cukup padat.
(MPT-RON)