Holcim Indonesia Kembali Raih Green Industry Award
MataPublik.co, TUBAN – Menguatkan posisinya sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip Industri Hijau, PT Holcim Indonesia Tbk kembali mengukir prestasi atas kinerja sosial dan lingkungan dengan diperolehnya penghargaan Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian RI. Penghargaan ini diberikan kepada 3 Pabrik Holcim, yaitu Pabrik Narogong, Cilacap dan Tuban dalam acara Penganugerahan Industri Hijau, Penyerahan Sertifikat Industri Hijau Tahun 2018, di Gedung Kementrian Perindustrian RI di Jakarta, (12/12/2018).
Pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan menjadi tujuan jangka panjang beragam program pemberdayaan masayarakat dan lingkungan dalam pelaksanaan operasi bisnis Holcim Indonesia. Penghargaan ini merupakan yang ke tujuh kalinya diterima PT Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap dan yang ke sembilan kali untuk Pabrik Narogong serta yang ke dua kali untuk Pabrik Tuban yang baru diresmikan di Tahun 2015.
Oepoyo Prakoso, selaku Sustainable Development Manager PT Holcim Indonesia Tbk mengatakan, komitmen yang kuat terhadap pelestarian lingkungan juga mengantarkan Holcim Indonesia memperoleh berbagai penghargaan lainnya dari pemerintah RI. “Semua itu diantaranya, Proper emas 6 kali berturut-turut untuk Pabrik Cilacap, Proper Hijau untuk Pabrik Narogong & Proper Biru untuk Pabrik Tuban serta penghargaan Ozon Award dan lainnya,” terangnya kepada Sureplus.id, Jumat (14/12/2018).
Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau ini didasarkan pada Peraturan Menteri Perindustrian No. 5 tahun 2011, yang bertujuan untuk mendorong motivasi perusahaan industri untuk mewujudkan industri hijau yang efisien, berwawasan lingkungan terhadap sumber daya alam serta bermanfaat bagi masyarakat. Aspek penilaian sebagai industri hijau ini meliputi Proses Produksi sebesar 70%, Kinerja Pengolahan Limbah/emisi 20%, serta Manajemen Perusahaan 10%.
Sementara itu, penghargaan ini memicu Holcim Indonesia untuk terus konsisten mengimplementasikan prinsip industri hijau secara berkelanjutan dalam pelaksanaan operasional bisnisnya. Meski begitu, perubahan iklim dunia yang memiliki potensi terhadap terjadinya pemanasan global menjadi tantangan tersendiri baginya sebagai pelaku industri untuk turut serta memiliki tanggung jawab dalam menjaga keberlangsungan generasi yang akan datang.
“Kami akan terus berinovasi dan konsisten mengembangkan konsep pembangunan berkelanjutan dalam pelaksaan proses produksi, menjaga kinerja dalam pengelolaan emisi serta tata kelola perusahaan yang baik, tentunya dengan dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya,” pungkas Oepoyo
Seperti diketahui, PT Holcim Indonesia Tbk (Holcim Indonesia) adalah sebuah perusahaan publik Indonesia dimana mayoritas sahamnya (80,65%) dimiliki dan dikelola oleh LafargeHolcim Group, yang berbasis di Swiss, produsen semen terbesar di dunia dengan total lebih dari 80,000 karyawan dan beroperasi di lebih dari 80 negara di seluruh benua.
Sebagai salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia, PT Holcim Indonesia Tbk menjalankan usaha yang terintegrasi terdiri dari semen, beton siap pakai, dan produksi agregat. Perusahaan mengoperasikan empat pabrik semen masing-masing di Narogong, Jawa Barat, Cilacap, Jawa Tengah, Tuban di Jawa Timur dan Lhoknga, Aceh dengan total kapasitas gabungan per tahun 15 juta ton semen, dan mempekerjakan lebih dari 2,500 orang.
PT Holcim Indonesia Tbk saat ini mengoperasikan jaringan penyedia bahan bangunan terbesar di dalam negeri, yang mencakup distributor khusus, toko bangunan, ahli bangunan binaan Holcim dan solusi-solusi bernilai tambah lainnya. (don)