INTERNATIONAL

Ibu Kota Myanmar Seperti Zona Perang, Militer Lepaskan Tembakan

YANGON Ibu Kota Myanmar berubah menjadi seperti zona perang. Militer berkuasa terus melepaskan tembakan di mana-mana. Ribuan warga menyelamatkan diri dari pinggiran kawasan industri Yangon, Selasa (16/3).

Mereka khawatir terjadi pertumpahan darah yang semakin parah setelah puluhan demonstran tewas di daerah tersebut dan junta militer menerapkan status darurat militer, lapor media setempat.

Pasukan keamanan masih bertahan di zona industrial Hlaing Tharyar di Yangon, di mana lebih dari 40 orang tewas pada Minggu (14/3) dan sejumlah pabrik dibakar, seperti yang diungkapkan warga.

Akan tetapi pemutusan jaringan internet pasca aksi kekerasan dan berdampak pada semua wilayah,  di mana hanya segelintir orang yang mempunyai akses internet, membuat informasi sulit diverifikasi.

Lihat Juga  Ditengah Serbuan Pendukung Trump, Kongres AS Tetap Sahkan Kemenangan Joe Biden

 “Di sini seperti zona perang, mereka lepaskan tembakan di mana-mana,” kata demonstran buruh di daerah tersebut kepada Reuters, menambahkan bahwa sebagian besar warga sangat ketakutan untuk keluar.

Banyak warga Hlaing Tharyar, pinggiran kota miskin yang banyak dihuni oleh para migran dan buruh pabrik, pada Selasa menyelamatkan diri. Mereka pergi membawa barang berharga miliknya dengan menggunakan sepeda motor dan bajaj setelah militer memberlakukan status darurat di daerah tersebut dan di lima kota lainnya di Yangon menyusul aksi kekerasan selama akhir pekan, lapor Frontier Myanmar.

Dua dokter mengatakan kepada Reuters bahwa masih terdapat korban luka yang membutuhkan perhatian medis di daerah tersebut, tetapi militer menutup akses pintu masuk dan keluar. “Junta militer memblokir semua akses pintu masuk dan keluar,” ungkap salah satu dokter.

Lihat Juga  Unjuk Rasa Tuntut Presiden Kuba Miguel Diaz Mundur, Berakhir Ricuh

Ketua kelompok HAM Fortify Rights, Matthew Smith, menuliskan di Twitter, “Kami diberitahu tentang kemungkinan puluhan orang lainnya tewas di #HlaingTharYar saat ini. Kendaraan darurat tidak bisa masuk ke area tersebut karena jalan ditutup.”

Sejauh ini lebih dari 180 demonstran tewas saat pasukan keamanan berupaya menghancurkan penentang jenderal-jenderal, yang menggulingkan Aung San Suu Kyi beserta kabinetnya melalui kudeta militer 1 Februari. (Aza/Ant)

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker