India Diselimuti Kabut Tebal Berbahaya

MataPublik.co, NEW DELHI – Ibu Kota New Delhi, India diselimuti oleh kabut tebal yang dianggap berbahaya. Kondisi itu terjadi selepas pesta kembang api menyambut Hari Raya Diwali.
Dilansir The Guardian, Kamis (8/11), pemerintah kota New Delhi menyatakan tingkat partikel beracun mencapai 1,665 ppm. Padahal batas aman ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 25 ppm.
Pemerintah setempat menyatakan kondisi udara New Delhi bisa menyebabkan sakit jantung, infeksi saluran pernapasan akut, kanker paru-paru, dan obesitas.
Tahun lalu pemerintah setempat sudah melarang penggunaan petasan. Namun, warga tetap mengadakan pesta petasan. “Ini tradisi. Kami merayakannya dengan petasan dan kue-kue,” kata seorang warga bernama Gopal (40), sepeerti dilansir CNNIndonesia.
Sebenarnya polusi akibat petasan dalam perayaan Diwali hanya menambah parah kondisi udara di Delhi. Sebab tingkat pencemaran sudah terlampau parah karena gas buang kendaraan dan rumah tangga. Pemerintah India bahkan berniat menghentikan penggunaan seluruh kendaraan pribadi di Ibu Kota New Delhi.
Badan Pusat Pengendali Polusi India menyatakan saat ini tingkat kandungan partikel beracun di New Delhi mencapai 469. Padahal sebelumnya, kandungan racun hanya berada pada angka 299,4.
Pemerintah India berniat akan menghentikan penggunaan seluruh kendaraan pribadi di Ibu Kota New Delhi. Penyebab utamanya adalah tingkat polusi udara di kota itu semakin parah.
“Mari kita berharap situasi polusi udara di Delhi tidak memburuk. Tetapi, jika ternyata ini menjadi keadaan darurat, maka kita harus menghentikan penggunaan kendaraan pribadi,” kata Kepala Lembaga Pengendali Polusi Lingkungan India (EPCA), Bhure Lal, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (31/10).
EPCA adalah organisasi yang ditunjuk oleh Mahkamah Agung India mengusulkan kegiatan pembangunan, penggunaan generator listrik diesel, pembakaran batu bara dan pembakaran sampah harus dihentikan.
Asap beracun mulai tersebar luas di berbagai wilayah di India, khususnya setiap tahun ketika menjelang musim dingin, saat para petani mulai membakar sisa-sisa tanaman.
Pembakaran tanaman, polusi udara kendaraan, dan penurunan kecepatan angin disebut sebagai faktor utama polusi di New Delhi. Kabut asap beracun kemungkinan akan semakin memburuk pada 7 November mendatang, ketika ada festival kembang api untuk merayakan Hari Diwali di India.
“Setiap tahun Delhi menderita karena ketidakmampuan pemerintah federal dan pemerintah negara bagian Punjab dan Haryana,” kata Ketua Menteri New Delhi, Arvind Kejriwal dalam cuitan Twitter.
Para petani di Punjab dan Haryana mengatakan mereka mulai membakar sisa tanaman sebelumnya untuk mempersiapkan musim tanam baru pada November mendatang.
Menteri Lingkungan Hidup, Harsh Vardhan mengatakan bahwa kementeriannya dan pemerintah negara bagian Punjab dan Haryana telah mencoba mengurangi pembakaran jerami. Dia juga meminta pemerintah New Delhi untuk terus berusaha membantu menurunkan polusi.
Badan Pusat Pengendali Polusi India menyatakan saat ini tingkat kandungan partikel beracun di New Delhi mencapai 469. Padahal sebelumnya, kandungan racun hanya berada pada angka 299,4. (cin/iuy)