MataPublik.co – Saat kita membeli makanan kemasan, mungkin kalian sering melihat label “alami” yang tercantum pada produk tersebut. Lalu apa maksud dari istilah tersebut? dan apakah itu berarti makanan alami lebih sehat dibanding lainnya?
Dua label yang biasanya membuat bingung konsumen adalah label ‘alami’ dan ‘organik’ pada makanan kemasan. Ini perbedaan di antara keduanya.
Label alami
Produk yang memiliki label alami berarti tidak mengandung bahan buatan atau warna tambahan lainnya, dan harus diproses secara minimal. Pengolahan minimal diartikan sebagai produk makanan yang diproses dengan cara yang pada dasarnya tidak mengubah bahan pangan. Selain itu, produk makanan alami juga harus mencantumkan pernyataan yang menjelaskan arti istilah ‘alami’ tersebut, seperti ‘tidak menambahkan pewarna’, ‘tidak ada bahan buatan’, atau ‘diproses minimal’. Namun, karena definisi ini bisa dibilang samar dan tidak membahas metode pengolahan atau pembuatan makanan, ini menimbulkan pertanyaan apakah istilah ini tepat untuk makanan atau dapat diinterpretasikan berbeda.
Label organik
Setiap makanan diberi label ‘organik’harus diproduksi melalui metode yang disetujui dan lebih diperketat lagi. Umumnya, makanan organik tidak diolah dengan pestisida sintetis atau pupuk, dan hewan pun dibesarkan secara organik alias tidak diberi hormon atau obat untuk mendorong pertumbuhan yang lebih cepat. Label ‘organik’ pada makanan kemasan artinya produk mengandung minimal 95 persen bahan organik. Produk makanan dengan label “Made with organic” harus mengandung setidaknya 70 persen bahan organik. Sementara itu, agar suatu produk diberi label “100 persen organik”, tiga kriterianya adalah: semua bahan harus bersertifikat organik, setiap alat bantu pengolahan harus organik, dan produk harus menyebutkan nama agen sertifikasi pada panel informasi.
Jangan terlalu percaya dengan label makanan “organik” dan “alami”
Awalnya, FDA (Food Drug Association) atau Asosiasi Obat-obatan dan pangan memberikan istilah ‘alami’ untuk jenis makanan yang benar-benar dari bahan alami tanpa kimia tambahan serta diproduksi tanpa proses kimiawi. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, kata “alami” ini digunakan produsen hanya untuk menarik konsumen agar makanan atau produknya laku di pasaran. Sebagian besar pembeli juga sering mudah percaya dengan tulisan “100% alami” yang ditulis pada kemasan makanan. Karena itulah, tulisan ‘alami’ dalam label makanan kemasan tidak lagi memiliki arti yang sebenarnya. Saat produsen menempelkan “100% alami”, maka perlu ditanyakan kembali apa yang dimaksudkan dengan alami tersebut. Apakah kandungannya? Atau cara mengolahnya? Atau ada yang lain?
Kiat memilih makanan untuk kesehatan
Tidak bisa dipungkiri bahwa makanan berbahan alami adalah makanan yang baik untuk kesehatan. Tapi harus berhati-hati, jangan menilai makanan sehat hanya dari tulisan “100% alami” saja. Harus diperhatikan dengan seksama bahan-bahan serta cara pengolahan yang dilakukan pada makanan tersebut. Dan jika Anda ingin menerapkan gaya hidup sehat, jangan hanya bergantung pada label ‘alami’ pada makanan yang hendak dikonsumsi. Melainkan cara hidup yang harus Anda terapkan sehari-hari, seperti:
- Konsumsi makanan bergizi seimbang. Selalu sertakan sayur dan buah dalam menu makanan Anda untuk melengkapi nutrisi yang diperlukan tubuh.
- Olahraga teratur. Lakukan olahraga secara teratur minimal 4 kali dalam seminggu dengan lama 30 menit.
- Hindari stres, hentikan merokok, dan istirahat yang cukup sesibuk apa pun diri Anda.
Dari penjelasan yang diberikan tentu dapat diambil kesimpulan bahwa jangan hanya melihat label makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari. Menerapkan budaya sehat, makan teratur, buah dan sayur seimbang bisa membuat anda lebih bergairah dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.