MataPublik.co, JAKARTA – Sejumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di berbagai daerah dilaporkan meninggal dunia, akhir pekan ini. Mayoritas pasien belum bisa dipastikan positif terpapar virus corona (Covid-19) karena masih harus menunggu hasil uji laboratorium.
Dari laporan pihak berwenang di sejumlah daerah, rata-rata warga yang bertatus PDP itu meninggal dalam kondisi yang cukup kritis. Sebagian diklaim karena penyakit kronis atau penyakit bawaan.
Berikut laporan warga berstatus PDP Covid-19 yang meninggal dunia di sejumlah daerah:
PDP Pandeglang
Seorang warga Pandeglang berstatus PDP Covid-19 yang dirujuk ke Rumah Sakit dr Dradjat Prawiranegara (RSDP) Serang, Banten, meninggal dunia pada Sabtu dini hari (21/3), pukul 02.00 WIB. Dia dirujuk ke rumah sakit pada Jumat (20/3) dalam kondisi yang cukup parah.
Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pandeglang, masih menunggu hasil pemeriksaan sampel pasien di laboratorium Jakarta. “Kami belum mengetahui laporan kasus kematian itu. Apakah terpapar virus corona atau bukan,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Pandeglang, dr Achmad Sulaeman, Sabtu (21/3).
PDP Lumajang
Seorang perempuan berstatus PDP asal Lumajang yang dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, meninggal dunia, Jumat sore (20/3). Pasien berusia 68 tahun tersebut sempat menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD dr Haryoto Lumajang beberapa hari.
Pasien tersebut belum terkonfirmasi positif terpapar virus Corona (Covid-19). Dugaan sementara akibat gagal jantung karena yang bersangkutan memiliki riwayat sakit jantung. “Identifikasi yang diterima menyebutkan penyebab meninggalnya PDP asal Lumajang itu gagal jantung,” kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq di Lumajang, Sabtu (21/3).
Pemkab Lumajang masih menunggu langkah RSSA terkait indikasi penyebab lain meninggalnya PDP asal Lumajang tersebut. Pemerintah setempat masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
“Hingga kini belum ada keterangan apakah pasien dalam pengawasan itu positif atau negatif corona. Kami menerima informasi yang bersangkutan meninggal karena penyakit penyerta lainnya seperti demam tinggi, sesak napas, diabetes, batuk, dan jantung,” kata dokter yang menangani pasien tersebut.
PDP Pontianak
Warga Pontianak berstatus PDP yang meninggal dunia memiliki riwayat pernah melakukan perjalanan ke Kabupaten Kapuas Hulu untuk mengikuti kegiatan Pengajian Sajadah Panjang dan diundang pemkab setempat pada 28 Februari sampai 1 Maret 2020. Pasien berjenis kelamin perempuan itu berusia 69 tahun.
Almarhumah, pada 13 Maret 2020, mengeluhkan batuk yang semakin parah sehingga pada hari itu dicek ke RSUD Anton Sujarwo. Setelah diperiksa, yang bersangkutan mengalami gejala pneumonia berat dan ada gambaran leukoponi yang merupakan gambaran darah pada pasien Covid-19.
Pada Jumat (20/3), pasien dirujuk dari ruang isolasi RSUD Anton Sujarwo ke RSUD Soedarso. “Saat dalam perawatan, pasien meninggal dunia. Ya, kita tunggu saja hasilnya, yang jelas keluarga pasien sesuai prosedur akan masuk dalam orang dalam pemantauan dari Dinkes,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson di Pontianak, Sabtu (21/3).
Harisson belum bisa memastikan apa penyebab kematian tersebut. “Untuk informasi yang kita dapatkan dari pihak RSUD Soedarso, memang benar, satu pasien wanita 69 tahun asal Pontianak. Yang bersangkutan baru dirawat di Soedarso pada Jumat kemarin dan merupakan pasien rujukan dari Kapuas Hulu dan meninggal dunia pada pukul 07.30 pagi tadi (Sabtu, 21/3),” kata Harisson.
PDP Pamekasan
Seorang pasien berstatus PDP meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, Jumat (20/3). Pasien dirujuk ke RSUD Pamekasan dengan keluhan batuk dan sesak napas dengan kondisi suhu tubuh tinggi.
Tim media RSUD Pamekasan telah mengambil spesimen pasien untuk diperiksa di laboratorium di Surabaya. “Hasilnya masih baru bisa diketahui lima hari ke depan,” kata kata Direktur RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan Farid Anwar, Jumat malam (20/3).
PDP Bantul
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan satu PDP virus corona meninggal dunia saat dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Pasien ini merupakan warga berdomisili di Bekasi, Jawa Barat.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul Sri Wahyu Joko Santosa mengatakan, dari sembilan PDP yang terdata di daerah itu, ada satu PDP meninggal, Rabu (18/3) petang. “Pasien ini domisilinya tidak di Bantul, namun domisilinya di Bekasi, dengan KTP dari Purworejo (Jawa Tengah). Kemudian dia sampai di Bantul dalam rangka untuk pindah rumah sakit,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bantul ini.
Dia mengatakan, pasien laki-laki yang meninggal itu berusia sekitar 73 tahun, pindah rumah sakit dari Bekasi ke Bantul karena ingin mendekatkan diri dengan anaknya yang ada di Bantul.
“Di Bantul hanya singgah selama sekitar tiga jam di tempat anaknya, kemudian masuk RS PKU Muhammadiyah Bantul dan akhirnya dirawat di RS Panembahan Senopati. Diagnosa adalah sepsis menurut keterangan dari rumah sakit,” katanya.
PDP Madiun
Ketua Tim Penanganan Covid-19 RSUD dr Soedono Madiun dr Bambang Subarno, mengatakan, satu PDP meninggal dunia pada Jumat, sekitar pukul 11.30 WIB. Pasien yang meninggal tersebut masuk RSUD Soedono pada Kamis (19/3) malam dalam kondisi buruk.
“Pasien yang meninggal ini berjenis kelamin laki-laki, berusia 76 tahun asal Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun. Pasien tersebut meninggal setelah dirawat sekitar 10 jam di ruang isolasi RSUD dr Soedono Madiun,” ujar Bambang Subarno di Madiun, Jumat (20/3).
Dia menjelaskan kondisi PDP tersebut saat masuk rumah sakit, kesadarannya menurun, sedangkan leukosit dan limfositnya rendah. “Yang bersangkutan ini sudah tua. Beliau PDP yang kita rawat beberapa jam lalu dan tidak ada riwayat pergi ke mana-mana,” katanya. (aza/ant)