Iran Tuding Sanksi Minyak oleh AS Ilegal
MataPublik.co, IRAN – Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, upaya Amerika Serikat (AS) yang memboikot penjualan minyak Iran tidak akan menghasilkan apa-apa. “Kami akan mengekspor minyak sebanyak mungkin yang kami butuhkan dan kami inginkan,” kata Khamenei, Rabu (24/4).
AS pada Senin (22/4) mengumumkan akan menghentikan kebijakan pengecualian sanksi terhadap sejumlah negara yang mengimpor minyak dari Iran. Kebijakan itu diambil AS untuk menekan ekspor utama Iran. Mulai Mei, negara China, India, Turki, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Italia, dan Yunani akan menghadapi sanksi jika mereka terus membeli minyak dari Iran.
Khamenei menyebut sanksi itu “ilegal”. “Mereka (AS) berharap dapat memblokir penjualan minyak Iran, tetapi negara kita yang tangguh dan pejabat yang waspada, jika mereka bekerja keras, akan membuka banyak blokade,” kata Khamenei dalam pidatonya, sebagian disiarkan di TV pemerintah. “Musuh telah berulang kali, dengan sia-sia, mengambil tindakan terhadap revolusi bangsa besar kami tetapi mereka harus tahu Iran tidak akan menyerah,” tambahnya.
Khamenei, yang berbicara di Teheran, juga mengulangi pendiriannya terkait Iran harus menjual turunan minyak seperti minyak sulingan dan produk petrokimia, bukan hanya minyak mentah. “Kami menghargai penurunan ketergantungan pada penjualan minyak jenis ini,” katanya.
Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan “tidak memasukkan nilai atau kredibilitas apa pun terhadap keringanan yang diberikan kepada negara-negara yang disanksi.”
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif bersumpah Iran tidak akan mendengarkan Trump. “Peningkatan #EconomicTERRORISM terhadap Iran memperlihatkan kepanikan & keputusasaan rezim AS,” ujarnya. “Para pewaris peradaban Persia kuno tidak mendasarkan strategi pada ‘saran’ orang asing – apalagi orang Amerika.”
Di sisi lain, Arab Saudi tidak memiliki rencana segera meningkatkan produksi minyak setelah AS mengakhiri keringanan sanksi bagi pembeli minyak mentah Iran. “Persediaan (global) terus meningkat terlepas dari apa yang terjadi di Venezuela dan memperketat sanksi terhadap Iran. Jadi kami tidak melihat perlunya melakukan sesuatu dengan segera,” kata Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih saat konferensi pers di Riyadh.
Dia berkomentar di tengah spekulasi Saudi sebagai pengekspor minyak mentah utama dunia dapat meningkatkan produksi demi menutup kekurangan minyak, khususnya setelah pelarangan pembelian minyak dari Iran.
Falih mengatakan, Saudi tidak memiliki rencana langsung untuk meningkatkan produksi. Negara kaya minyak ini berkomitmen menyeimbangkan pasar minyak. “Kami tidak akan membiarkan pelanggan kami mencari minyak. Negara-negara yang ingin mengganti (pembelian) minyak mentah Iran, tahu nomor mana yang harus dihubungi,” katanya. (iuy)