Jaga Keandalan Pembangkit dan Lingkungan, Kunci PLN kelola PLTP Ulubelu
UIKSBS tak hanya fokus pengelolaan pembangkitan ramah lingkungan tapi juga Komitmen terhadap Lingkungan
LAMPUNG – PLN UIK SBS mendukung aspirasi pilar green dalam 4 pilar untuk mendukung Visi PLN. Sebagai bentuk penjabaran pilar green tersebut dan sesuai dengan core bisnis PLN UIK SBS yaitu di pengelolaan pembangkitan. Salah satunya memastikan keandalan pembangkit EBT di PLN UIK SBS.
PLTP Ulubelu berkapasitas 2 x 45 Mw yang berlokasi di Ulubelu Provinsi Lampung, telah memproduksi listrik sejak tahun 2012. Total produksi Netto PLTP Ulubelu meningkat dari 277.143.122,4 kWh pada tahun 2019 menjadi 374.494.752,8 kWh pada tahun 2020 atau meningkat sebesar 135%.
Dalam pengelolaan pembangkit PLN UPDK Bandar Lampung menerapkan program kerja, diantaranya melakukan percepatan pemeliharaan periodik major inspection Ulubelu Unit 1 dan Unit 2 dari 20 hari menjadi 15 hari melakukan review maintenance strategy & optimalisasi PdM serta pemenuhan kebutuhan material.
Dengan percepatan major inspection yang dilakukan, sehingga PLN UPDK Bandar Lampung dapat mengoptimalkan produksi yang berdampak pada peningkatan listrik yang dihasilkan.
Pemenuhan kebutuhan material juga dilakukan, agar jika terjadi gangguan proses penggantian material yang dibutuhkan tidak memakan waktu lama. Sehingga dapat mengurangi waktu gangguan yang berdampak pada jam operasional pembangkit.
Dari sisi pemenuhan level kompetensi pegawai, PLN juga telah melakukan pengembangan terhadap level kompetensinya melalui sertifikasi oleh Badan Sertifikat. Dengan peningkatan kompetensi pegawai dapat membantu menunjang operasional pembangkit.
Selain dari sisi keandalan pembangkit, bentuk komitmen PLTP Ulubelu adalah program pemberdayaan masyarakat petani kopi. Program tersebut mulai dirintis di tahun 2018 bertujuan untuk meningkatkan produktifitas pertanian kopi.
Masyarakat disekitar PLTP Ulubelu mayoritas adalah petani kopi. Dalam kurun waktu tahun 2016 s.d 2018 terjadi penurunan produktivitas kopi. Hasil rekapitulasi data riil produktivitas kopi petani sasaran pada tahun 2016 hanya mencapai 655 Kg/Ha dan pada tahun 2018 menjadi 469 Kg/Ha. Pada kurun tiga tahun tersebut terjadi penurunan signifikan mencapai 186 Kg/ha. Produktivitas kopi petani sasaran ini tergolong rendah mengingat potensi tanaman kopi dapat menghasilkan >2Ton/Ha.
Berdasarkan hasil kajian di lapangan, hal ini disebabkan rendahnya mutu tanah dimana pH tanah <5, dan kadar C organik tanah <2%. Kondisi tanah kebun demikian menyebabkan tanaman kopi tidak berproduksi maksimal dan tidak siap terhadap kondisi iklim yang ekstrim saat ini.
Program pemberdayaan tersebut bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung. Program ini berupa pelatihan cara pengelolaan tanaman kopi, penentuan tingkat produktifitas, rehabilitasi kebun kopi hingga pengelolaan limbah perkebunan dan kotoran ternak untuk pupuk.
Dengan capaian tersebut menunjukan bahwa PLN UIK SBS mampu menjawab tantangan yang diberikan dalam pengelolaan pembangkit. (rel/dnn)