
MataPublik.co, JAKARTA – Agensi energi internasional (International Energy Agency/IEA) memprediksi Indonesia akan menjadi importir gas mulai 2040. Karena konsumsi yang meningkat dan tidak didukung oleh produksi yang memadai. Benarkah? Pertanyaan ini diutarakan oleh Chairman The Sasaka Peace Foundation Nobuo Tanaka, yang juga merupakan mantan Direktur Eksekutif IEA kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan. Dalam forum di acara 27th World Gas Conference, Washington DC, Rabu (27/6/2018).
Jonan langsung merespons. Menurutnya, prediksi yang dibuat IEA benar. Namun prediksi itu dibuat sebelum Indonesia sepakat mengembangkan lapangan gas besar di Selat Makassar yaitu Indonesia Deepwater Development (IDD) oleh Chevron dan blok Masela oleh Inpex dan Shell. “Kami dorong penggunaan gas domestik. Akan ada penggunaan gas yang tinggi. Saat ini indonesia memproduksi gas 2,3 juta barel setara minyak per hari. Konsumsi akan tumbuh 6-7 persen per tahun,” kata Jonan dalam forum itu.
Jonan menekankan, pemerintah Indonesia tidak anti impor gas. Dia menegaskan, apabila produsen gas lokal tidak efisien dan memberikan harga yang mahal, maka pemerintah akan membuka keran impor.
Nobuo Tanaka yang berperan sebagai moderator di forum ini mengatakan, masa emas gas dunia akan ada di masa mendatang. Dia mengutarakan proyeksi yang mengatakan Amerika Utara, terutama AS akan menjadi pemimpin gas dunia dengan produksi yang melimpah.
“China akan beralih ke energi yang lebih hijau yaitu gas, dan mengurangi batu bara. Konsumsi gas akan meningkat.
Kemudian, rencana penggunaan kendaraan listrik di dunia akan mengubah pasar energi dunia. Karena listrik akan menggunakan gas, sehingga permintaan gas akan meningkat,” tegasnya.
Proyek IDD Chevron dan pengembangan lapangan Abadi di blok Masela adalah dua proyek gas raksasa yang masuk dalam proyek strategis nasional. Dari proyek laut dalam (IDD) di lapangan Gendalo dan Gehem, Selat Makasar, Indonesia bisa mendapat tambahan pasokan gas hingga 1000 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Sementara dari lapangan Abadi, tercatat potensi cadangan gas hingga 6,97 triliun kaki kubik (TCF) dan kapasitas kilang hingga 9,5 juta ton per tahun (MTPA). (gus)