Oleh: Bangun Lubis – Pemimpin Redaksi MataPublik.co
Satu anjuran yang begitu mulia dalam Islam adalah memberikan kemudahan dan memberikan kabar gembira kepada orang lain. Memberikan kabar gembira tentu dengan simpati dan penuh ketulusan agar mereka yang menerima kabar itu lebih bahagia lagi.
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist;//” Berilah kemudahan dan jangan menyusahkan, berilah kabar gembira dan jangan engkau membuat orang menghindar.”
Dan Ibnu Hajar rahimahullah memberi penjelasan bahwa yang dimaksud dengan menarik hati orang lain-saat menyampaikan berita gembira- yaitu menyampaikannya dengan sikap yang lemah lembut dan meyakinkan, sehingga muncul juga rasa senang yang membuat hati mereka berbinar-binar bahagia.
Sebab menurut Rasulullah SAW, kesenangan hati dan keteduhan itulah yang justru dirasakan sebagai kegembiraan. “Janganlah kalian menyampaikan berita yang justru menyakitkan hati orang lain,”ujar *Ustadz Sudirman Lc,* saat memberikan kajian di Musallah An Nur, memaknai kabar gembira sebagaiman sabda Rasulullah SAW tersebut.
Bahkan untuk mengajak orang lain menghindari kemaksiatan, pun haruslah dilakukan dengan kelemah-lembutan dan dapat diterima oleh orang lain sebagai yang menyenangkan. “Pesan Rasulullah jelas, mengajak orang yang jahat sekalipun kepada jalan yang baik, hendaklah dengan santun dan penuh kelemah lembutan dan kebaikan hati,”ujar Ustadz Sudirman.
Dalam Al Quran Allah berfirman; “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Qs. An Nahl: 125).
Firman Allah Tha’ala ini, adalah seruan kepada kita untuk menyampaikan ajaran agama dengan hikmah. Hikmah yang dimaksud adalah dengan tatacara sesuai Sunnah, dimana Rasulullah selalu menyampaikan dengan adab yang mulia dan ilmu yang beradab, agar orang lain senang dan gembira menerimanya.
*Berdalilil*
Menggembirakan orang lain, dalam Islam, sangat dianjurkan. Berbagi kabar gembira kepada orang lain-sekalipun dalam praktiknya, sering kali penerimaan orang berbeda- memiliki manfaat yang banyak. Berbagi berita gembira mampu melapangkan dada dan membahagiakan hati, selain pula dapat menjadi ciri iman dan keislaman yang baik, memperkuat tali silaturahim antara pemberi dan penerima kabar, serta dapat mendatangkan ketenangan dan meningkatkan kualitas spiritual.
Anjuran menyampaikan berita gembira tersebut tersurat dari amar-amar, atau perintah yang banyak termaktub berulang-ulang, baik dalam Alquran ataupun hadis. Banyak ayat Alquran yang berisi bisyarah yang ditujukan kepada hamba-hambanya.//: “Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah-nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku.//” (QS. Az-Zumar [39] : 17).
Tidak hanya Alquran, hadis-hadis pun tak sedikit memuat kabar gembira untuk umat. Di antaranya, kabar gembira yang tertera dalam hadis riwayat Abu Dawud dan Turmudzi. Dalam hadis tersebut Rasulullah meminta agar memberikan kabar gembira akan cahaya yang sempurna di hari kiamat kepada orang-orang yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid.
Memberi kabar gembira adalah bagian dari sifat para nabi dan rasul. Allah mengutus mereka sebagai penyampai risalah sekaligus berita gembira tentang nikmat bila mereka menjawab ajakan tersebut. Allah SWT berfirman: “Mereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS an-Nisaa’ [4] : 165).
Aktivitas berbagi bisyarah juga termasuk unsur tak terpisahkan dari akhlak Rasulullah SAW. Allah mengutusnya dengan kebenaran dan ditunjuk sebagai pembawa berita gembira. “Dan, Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS Saba’ [34] : 28).
Kesemua itu menganjurkan kita umat Islam dan seluruh umat manusia agar menyampaikan berita yang menggembirakan kepada orang lain. Jangan sampai dengan berita hati mereka malah susuah dan dada mereka tersesak. Ajaklah manusia ke jalan yang di ridoi Allah dan membahagiakan mereka.