Oleh: Elisa
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
Fisip UIN Raden Fatah Palembang
Ibu pertiwi murung melihat kondisi anak muda zaman sekarang. Dimana kepedulian kalian.
Disini kalian lahir dan besar. Pemanfaatan waktu luang yang penuh energy tidak dimanfaatkan oleh anak-anak muda zaman sekarang untuk keperluan ibu pertiwi.
Hati kalian untuk yang lain, ibu pertiwi menangis dan mengemis semangat juang kalian para anak muda zaman sekarang.
Ibu pertiwi, panggilan atau istilah orang Indonesia untuk negaranya. Indonesia adalah negara yang bisa dibilang masih muda jika dibandingkan dengan negara lain.
Kalau diibaratkan pertumbuhan manusia, Indonesia masih menginjak usia remaja. Masih labil dan belum terarah betul.
Salah satu factor majunya sebuah negara adalah tergantung anak mudanya.
Bagaimana cara anak mudanya berkembang, menentukan jati diri dari sebuah negara. Sekarang adalah zaman teknologi, kita bisa mencari informasi dan menyebarkannya lewat internet dengan mudah dan cepat.
Bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang keberadaannya jauh sekali merupakan contoh lain dari sisi positif teknologi.
Diskusi-diskusi online bagi anak muda mudah saja dilakukan, tapi faktanya teknologi dimafaatkan untuk hal-hal yang tidak begitu penting, bahkan yang merusak moral sendiri.
Sekarang, anak muda hanya peduli dengan fashion mereka masing-masing. Anak kuliahan zaman sekarang masa bodo dengan negaranya.
Mereka sibuk memikirkan kuliah cepat sambil pacaran. Rasanya kalau tidak ada pacar agak aneh kemana-mana sendiri sementara teman-teman sibuk dengan pasangannya masing-masing.
Sebuah keadaan dimana ibu pertiwi menangis karena kalian, tapi kalian tak menghapus air matanya. Kalian tidak tau wahai anak muda, ibu pertiwi butuh kalian, seperti dulu ketika ibu pertiwi ingin lepas dari negeri kincir angin.
Dulu kalian mati-matian membela tanpa lelah hingga nyawa taruhannya pun tak masalah. Kini kalian enggan peduli bahkan menoleh pun tidak, atau bahkan tak tahu apa-apa dengan kondisi ibu pertiwi sekarang.
Tikus-tikus sedang lahap memakan barang curian, dihukum tapi tidak sakit, ketika duduk dikursi menjadi ajang unjuk gigi, tanah yang subur bukan jaminan negara akan subur juga.
Dimana kepedulian kalian anak muda, ibu pertiwi sedang butuh perhatian. Sangat sedikit sekali anak muda yang peduli.
Dalam ruang lingkup kampus saja bisa dihitung pakai jari yang memang tau tentang kondisi ibu pertiwi saat ini. Kemana yang lainnya?. anak muda Indonesia bukannya tidak pintar tapi yang kurang disini adalah tingkat kepedulian.
Diskusi-diskusi tentang politik seharusnya jadi topik favorit anak muda, tapi sekali lagi kenyataannya tidak begitu. Andai saja anak muda bisa meningkatkan kepeduliannya terhadap politik maka kondisi-kondisi yang kurang baik sekarang akan bisa diatasi dimasa yanga kan datang.
Memang, untuk masuk ke dunia politik demi ibu pertiwi itu tidak mudah. Akan ada banyak kerikil hingga batu besar yang menghadang.
Tapi sampai kapan kalian harus bersembunyi dibalik tembok raksasa yang kalian bangun sendiri? Sementara diluar sana ada yang lagi menderita.
Sampai kapan kalian menghabiskan masa muda dan uang orang tua kalian demi untuk terlihat kekinian? Akan ada banyak hal yang kalian harus hadapi kalau sudah masuk politik, kawan jadi lawan, lawan jadi kawan, belum lagi tenaga kalian terkuras, waktu kalian habis.
Tapi percayalah, melakukan hal yang bermanfaat akan lebih membuat diri kita jauh lebih bernilai dihadapan dunia apalagi di hadapan Tuhan.
Apalagi kalau dilakukan dengan niat yang baik. Ada banyak jalan menuju Roma, yang harus dilakukan sekarang adalah memulainya.
Sudah tidak zaman lagi bergantung dengan teknologi apalagi jika digunakan hanya untuk memberi kabar kepada pacar, keluarlah dari zona nyaman kalian.
Buatlah ibu pertiwi bangga punya anak muda yang hatinya bersih dan peduli dengan negaranya.
Mulailah mendiskusikan tentang kondisi masyarakat dan tatanan negara ini, alangkah baiknya kalau politik diisi oleh anak-anak muda yang bersemangat, berintelektual, dan peduli terhadap ibu pertiwi.