NASIONAL

Krisis Air Bersih Mulai Melanda Pulau Jawa

MataPublik.co, JAKARTA – Kekeringan dan krisis air bersih melanda 53 dusun yang tersebar di 18 desa di sembilan wilayah kecamatan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Krisis air bersih ini dipicu musim kemarau di wilayah tersebut.

Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi mengatakan desa terakhir yang meminta bantuan air bersih adalah Desa Kledung, Kecamatan Kledung, karena debit air dari sumber air yang ada mulai mengecil. “Warga kini kesulitan air bersih dan meminta bantuan pada BPBD,” katanya, Selasa (18/9), seperti dilansir dari Antara.

Salah satu warga Desa Kledung, Rodiah mengatakan debit air berkurang dalam satu bulan terakhir. Awalnya air masih bisa mengalir sampai ke rumah-rumah warga, hingga kemudian hanya sebagian warga saja.

“Agar ada keadilan pemerintah desa mematikan aliran ke seluruh rumah dan titik air hanya dialirkan di depan balai desa, mau tidak mau warga yang butuh air bersih harus antre untuk mengambilnya,” katanya.

Lihat Juga  Ketua JMSI Kepri, Eddy Lebarkan Sayap dengan Silatulrahmi Merah Putih

Gito menuturkan BPBD mulai mendistribusikan air bersih ke daerah tersebut pada pekan lalu dan secara teratur akan memasok air bersih dua kali dalam seminggu.

Dijelaskan Gito bahwa para penduduk desa selama ini mengandalkan air bersih dari mata air di lereng Gunung Sumbing, namun dalam beberapa waktu terakhir debit mata air mengecil yang membuat tidak semua rumah mendapat pasokan.

Menurut dia krisis air bersih ini bukan akibat kebakaran hutan dan lahan di Gunung Sumbing, tetapi memang faktor alam atau kemarau. Berdasarkan informasi dari BMKG, kata Gito musim kemarau diperkirakan hingga bulan Oktober 2018.

Ia pun menekankan pentingnya  dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari sejumlah BUMN/BUMD untuk memperpanjang bantuan air bersih.

Selain itu Gito juga mengimbau masyarakat menghemat air yang diterima dan memanfaatkannya hanya untuk kebutuhan pokok seperti memasak dan air minum. Kekeringan dan krisis air bersih juga melanda sejumlah daerah lain di Indonesia. Salah satunya di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang pada Agustus lalu mengalami kekeringan di tujuh kabupaten.

Lihat Juga  Disdik Anggarkan Pembelian Lem Aibon Rp 82,8 Miliar, Untuk Apa?

Berdasarkan hasil pantauan Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut selama periode dasarian II Agustus 2018, Kepala BMKG Kupang Apolonaris Geru menjelaskan ketujuh kabupaten yang dilanda kekeringan ekstrem adalah Nagekeo, Ende, Lembata, Sumba Timur, Belu, Rote Ndao, dan Kupang.

Di bulan yang sama kekeringan kritis juga melanda 42 desa di Kabupaten Sampang, Madura yangberpenduduk sekitar 4 juta jiwa.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang Anang Djoenaedi mengatakan kekeringan itu tersebar di 12 kecamatan.

“Ke-42 desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih kali ini tersebar di 12 kecamatan dari total 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Sampang ini,” kata Anang di Sampang, dilansir Antara.

Total jumlah desa yang terdata mengalami kekeringan hingga 25 Agustus 2018 ini sebanyak 46 desa. Sebanyak 42 desa di antaranya mengalami kekeringan kritis, sedang dua desa sisanya mengalami kekeringan langka.

(Antara)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker