MataPublik.co, PALEMBANG – Ditengah rutinitas kerja yang padat, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru menyempatkan diri mengunjungi korban kebakaran yang terjadi Kamis malam 14 Maret 2019 sekitar Pukul 18.00 WIB. di RT. 22, Dusun III Kenten Laut, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin.
Herman Deru Hadir langsung ke lokasi bersama istrinya Hj. Febrita Lustia Deru dan menyerahkan beragam bantuan 9 Bahan Pokok (Sembako) serta menyerahkan dokumen kependudukan sebagai penggganti kepada para korban.
“Bantuan ini kalu nak nyudahi nian penderitaan ini caknyo belum, tapi meringanke beban dulu. Dokumen kependudukan ini utama saya serahkan kerena menjadi modal awal untuk mengurus semua surat-surat penting disamping kita juga membawa bantuan fisik yang beranekaragam,” ucap Herman Deru kepada korban kebakaran, Sabtu (16/3/2019).
“Kalaupun datang bantuan, sifatnya hanya membantu saja baik itu dari Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten dan para sukarelawan belum tentu bisa langsung mengobati semua derita dari sodara kita korban kebakaran ini,” lanjut Herman Deru.
Dia mengajak para korban kebakaran untuk menganggap musibah itu sebagai sebuah ujian yang bisa dilalui bersama-sama. Menurutnya, musibah seperti ini menjadikan kondisi yang membuat kita sadar bahwa kita tidak bisa hidup sendiri melainkan harus terus dalam suasana silaturahmi dan gotong royong yang baik, kebersamaan serta kebersatuan yang baik pula.
“Pertama tentu saya mengucapkan keprihatinan yang tinggi atas musibah yang menimpa 11 Kepala Keluarga ini. Semua terjadi sudah menjadi bagian kehendak Allah SWT. Terimakasih saya ucapkan kepada warga sekitar Kenten Laut yang sudah berupaya keras membantu korban, serta Pemerintah Kabupaten Banyuasin dari Bupati sampai kepala Desa dan perangkatnya yang sudah sigap melindungi warga dari kobaran api,” ungkap Deru.
Mantan Bupati OKU Timur itu juga berpesan agar para korban segera menginfentarisasi terlebih dahulu Ijazah dan surat-surat penting lainnya. Karena itu adalah barang-barang yang berharga.
Bahkan, seluruh jajaran yang berkaitan dengan hal tersebut diminta menfasilitasi, baik kepolisian dalam membuat surat laporan, kemudian perangkat desa harus menfasilitasi, serta sekolah-sekolah harus melayani dengan baik, dibuat keterangan dan dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan untuk segera diduplikasi semua ijazah yang terbakar dan dilegalisasi sebagaimana mestinya.
“Ini bentuk pelayanan yang bisa kita tunjukan. Saya akan minta laporan resmi dari Dinas PU Provinsi dan Kabupaten tentang nilai kerugian. Saya bersama Bupati akan berusaha meringankan beban korban, sedikit banyak akan membantu memperbaiki rumah yang tertimpa musibah kebakaran ini,” ujarnya.
Kepada masyarakat sekitar, Herman Deru mengharapkan kesediannya untuk sementara menampung para korban. Dia menilai yang terpuruk bukan karna harta yang hilang namun secara psikologi korban butuh bantuan untuk memulikan kembali kondisi psikologinya.
“Saya menghimbau, apapun bentuknya musibah ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk dapat berhati-hati dan waspada terutama tentang api. Api kecil kita butuhkan, tapi api besar bisa menjadi musuh, apapun sumbernya, bisa kompor, arus listrik, puntung rokok dan lainnya. Kewaspadaan harus tertanam didalam jiwa kita semua,” imbuhnya.
Kemudian Herman Deru juga meminta semua pihak dan Pemkab Banyuasin untuk bersama-sama membantu semua korban meskipun sederhana. Dia berkeinginan setidaknya korban harus bisa kembali lagi kerumah masing-masing. “Dari PLN saya instruksikan untuk menginfentalisir dan jangan dipungut biaya untuk penyambungan listrik. Kasih tau PLN yang datang kalau ini perintah gubernur,” tegas Deru.
Kepala Desa Kenten Laut, Zaiwan mengatakan, kebakaran diakibatkan arus pendek listrik menghanguskan 8 unit rumah dari 11 Kepala Keluarga dengan total korban sebanyak 34 Jiwa. Dari peristiwa itu, tidak ada barang milik korban yang bisa diselamatkan dan api baru bisa dipadamkan sekita Pukul 22.00 WIB oleh Pemadam Kebakaran Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin dibantu warga sekitar.
“Kebakaran cepat menyebar karena kondisi rumah berdekatan. Disamping itu, warga kualahan memadamkan api karena saat kejadian air sungai terdekat sedang surut, sekitar 40 menit kejadian baru datang Damkar dan api berhasil dipadamkan,” ujarnya. (iuy)