MataPublik.co, PALEMBANG – Masalah yang dihadapi alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah masih banyaknya tidak terserap Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dudi). Padahal, lulusan SMK merupakan lulusan yang telah dipersiapkan untuk terjun ke dunia kerja.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menjelaskan, angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari SMK dalam tren positif. Tahun lalu TPT yang berasal dari SMK sebesar 11,41%, sementara tahun ini menjadi 11,24%.
“Jadi sebenarnya pengangguran dari lulusan SMK menurun, meskipun porsinya masih tinggi,” ujarnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis lalu (8/11).
Sementara data yang diperoleh dari Provinsi Sumatera Selatan, TPT lulusan SMK menurun dengan persentase data menunjukkan, diangka 60 persen lulusannya telah bekerja sesuai keahlian yang mereka kuasai.
Hal ini disampaikan langsung oleh Erlina selaku Kepala Bidang (Kabid) Disdik Provinsi Sumsel.
Untuk Sumsel, lulusan SMK sudah lebih dari setengah mendapat lapangan pekerjaan sesuai ilmu yang mereka terima di sekolah.
Data terakhir lulusan SMK langsung bekerja, berada di angka 60 persen, hal ini tentu sudah menunjukkan peningkatan di tahun 2017, yang hanya berjumlah sekitar 50 persen dari total siswa SMK,” katanya saat dikonfirmasi via whatsapp (13/11/18).
Erlina juga menambahkan, kurangnya tenaga pendidik bagi sekolah kejuruan menjadi faktor utama dalam masalah jumlah lulusan SMK TPT. Dimana, jumlah guru produktif pada SMK tidak maksimal dan tidak sesuai dengan jumlah siswa.
“Coba bayangkan, siswanya banyak tapi gurunya sedikit jadi bagaimana,” ujarnya.
Terkadang dalam beberapa mata pelajaran, harus diisi oleh satu orang guru. Padahal sekolah kejuruan harus fokus terhadap teknik bidang tertentu. Semestinya solusi dari pemerintah pusat yaitu menambah jumlah penerimaan CPNS untuk guru kejuruan.
“Masalah lain lagi yakni, ketika kita memperoleh guru produktif, tapi mereka hanya berstatus guru honor, tentu perlahan ada beberapa yang menyerah dan lari,” jelasnya.
Kemudian untuk permasalahan revitalisasi SMK yang telah dilakukan pada awal 2017 lalu melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 tahun 2016. Sumsel telah menerima bantuan dan prosesnya berjalan lancar dalam dua tahun terakhir ini.
“Revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) yang dikeluarkan pada September 2016 kemarin, Sumsel khususnya Palembang sudah menerima kucuran dana, dan berjalan lancar. Dua tahun ini, dana tersebut telah kami proses di beberapa SMK seperti pembangunan laboraturium praktek,” jelasnya. (iuy)
Reporter : Siti Umnah