MataPublik.co, PALEMBANG – Meningkatkan daya saing global, Program Studi (Prodi) Teknik Kimia (Tekkim) menyelenggarakan Internasional Student Workshop on Energy and Environment (ISWEE) 2018. Mengusung tema ‘Energy and Environmental Millenial Issues’ menjadi kegiatan ilmiah bertaraf internasional pertama dan terbesar yang pernah diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa ditingkat Universitas Sriwijaya (Unsri), Kamis (1/11/18).
Acara ISWEE digelar di Grand Atyasa Convention Centre Palembang, acara diadakan selama dua hari dan melibatkan 200 peserta. Dan mendatangkan pembicara dari dalam dan luar negeri, yaitu dari Cologne University (Koln Gemany), Bundesanstalt fur Materialforschung (Germany), King Mongkutt University (Thailand), Sunchrotron Light Research Intitute Bangkok (Thailand), Queensland University (Australia), Intitute Teknologi Bandung (Indonesia), Elnusa Indonesia (Indonesia), dan Universitas Sriwijaya, (Indonesia).
Saat ditemui, Muhammad Ihsan selaku ketua pelaksana ISWEE menjelaskan, peserta yang hadir bukan hanya berasal dari Indonesia, tapi juga melibatkan peserta dari Jepang, Thailand, Vietnam dan Itali.
“Tujuan diadakannya ISWEE ini lebih mengutamakan branding kami (himatek) unsri agar diketahui tingkat internasional, dan kami mengupayakan support kegiatan ini menjadi global di tahun 2025,” katanya.
Sementara dalam materinya, Prof Dr IGBB Makertihartha merupakan perwakilan dari ITB menjelaskan jika perkembangan energi dan lingkungan berkelanjutan di masa depan, berdampak terhadap pengaruh ekonomi, yakni harga minyak dunia.
Fluktuasi pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan minyak bumi yang tidak stabil bisa mempengaruhi harga dengan melonjaknya kenaikkan harga tersebut.
Oleh karena itu, kita disini bersama-sama mencari solusi terbaik, bagi kebutuhan dunia. “Sebagai mahasiswa teknik kimia, sepatutnya kita mampu menghasilkan riset, untuk pengembangan industri serta menciptakan SDM agar mampu bersaing secara global di bidang IPTEK,” katanya.
Lebih lanjut, Makertihartha menambahkan bahwa perkembangan biofuel di Indonesia belum maksimal. Padahal, cairan yang berasal dari biomassa berbahan nabati dapat dipergunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.
“Permasalahan utama kita yakni perbandingan antara budget anggaran dengan ketersediaan minyak dan gas bumi. Solusinya memperdayakan fungsi biofuel. Bentuk biofuel yang paling populer adalah biodiesel dan bioetanol, biofuel adalah pengganti sempurna untuk bahan bakar fosil, karena biofuel lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil,” ujarnya.
Sementara, persiapan kegiatan ISWEE sendiri telah dilaksanakan sejak Juni lalu. Rencananya dalam waktu dekat, Jurusan Teknik Kimia Unsri akan mengirimkan 3 orang mahasiswanya ke Saga University Japan, untuk research internship. Kemudian beberapa grup mahasiswa ikut dalam kolaborasi riset unggul nersama Ecophile Korea, KMUTT Thonburi, dan Sunchrotron Light Research Institite di Bangkok Thailand.
Terlepas dari ketersediaan sarana serta prasarana yang kian ditingkatkan demi merealisasikan visi unggul dalam konteks berbasis riset. Melalui ISWEE, mahasiswa teknik kimia ini juga berupaya menghasilkan penelitian yang bermutu dan kompetitif di skala nasional dan internasional. (iuy)
Reporter : Siti Umnah