Melonjak 44,6%, Utang Luar Negeri BUMN Tembus Rp 703 Triliun

MataPublik.co, PALEMBANG – Utang luar negeri badan usaha milik negara (BUMN) pada April 2019 melonjak 44,6% menjadi US$ 49.018 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya US$ 33.906 juta. Jika dirupiahkan, utang luar negeri BUMN pada April tahun ini menembus Rp 703 triliun dengan kurs tengah hari ini yakni Rp 14.346/US$ menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Berdasarkan data statistik Bank Indonesia (BI), utang luar negeri BUMN terdiri dari BUMN perbankan, BUMN lembaga keuangan bukan bank, dan BUMN perusahaan bukan lembaga keuangan. Kenaikan utang luar negeri BUMN pada April 2019 ikut dipengaruhi peningkatan utang luar negeri dari BUMN perbankan dan BUMN perusahaan bukan lembaga keuangan.
Untuk periode April 2019, utang luar negeri BUMN perbankan naik tajam sebesar 47% menjadi US$ 8.006 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya US$ 5.446 juta. Demikian juga utang luar negeri BUMN perusahaan bukan lembaga keuangan yang tercatat melonjak signifikan sebesar 51,8% menjadi US$ 37.422 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya US$ 24.649 juta.
Utang luar negeri BUMN dimasukkan dalam kategori utang luar negeri swasta. Pada April 2019, utang luar negeri swasta naik 14,5% (yoy) menjadi US$ 199,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2019 sebesar 13% (yoy). Utang luar negeri swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap atau air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian dengan total pangsa 75,2% terhadap total utang luar negeri swasta.
Kenaikan utang luar negeri swasta yang cukup tinggi menjadi faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan utang luar negeri Indonesia, mengingat utang luar negeri pemerintah cenderung tumbuh melambat.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onnny Widjanarko dalam keterangan tertulis menuturkan utang luar negeri pemerintah pada April 2019 tercatat sebesar US$ 186,7 miliar atau tumbuh 3,4 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,6 persen (yoy).
Penurunan utang luar negeri pemerintah ini karena pemerintah membayar pinjaman senilai 0,6 miliar dolar AS dan terjadi penurunan kepemilikan nonresiden (asing) di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 0,4 miliar dolar AS karena ketidakpastian di pasar keuangan global, imbas dari perang dagang. (dry)