POLITIK

Normansyah Siap Ikut Pilkada Ogan Ilir Dampingi AW Noviadi

MataPublik.co, PALEMBANG – Muhammad Normansyah S.Si adalah politisi milenial yang sukses menapak karir politik diusia muda menjadi anggota DPRD Kota Palembang hasil Pemilu 2019 lalu.
Ia salah satu politikus muda Gerindra yang memenangi “Dapil panas” dalam usia relatif muda.
Pada usia semuda itu, Normansyah memutuskan terjun ke politik elektoral memgikuti jejak sang kakek H Abdul Latief Rais Bupati OKI periode 1966-1979.
Bagi Normansyah alasannya terjun ke politik untuk kepentingan banyak orang, untuk masyarakat. Kalau anak muda anti-politik, bagaimana bisa membawa perubahan untuk masyarakat?” ujar anak kedua pasangan Harobin Mustofa mantan Sekda Palembang dan Rosmala Dewi.

“Anak muda itu punya gagasan baru, semangatnya baru. Itu tawaran untuk pemilih Milenial,” ujar Normansyah mengklaim keunggulannya.

Meski sudah berkiprah sebagai legislator DPRD kota Palembang banyak mengakomodasi anak, pria kelahiran Palembang 10 Maret 1991 ini, merasa ikut terpanggil untuk mengabdi kepada masyarakat dalam konteks yang lebih luas lagi.
“Ya banyak dukungan yang menginginkan saya ikut alam politik elektoral Pilkada Ogan Ilir 2020 mendatang,” ujar Normansyah.
Mengenai dengan siapa akan berpasangan, Normansyah secara tegas mengatakan siap berpasangan dengan
AW Noviadi alias Ovi pada Pilkada Ogan Ilir nanti sebagai pasangan yang memiliki banyak kesamaan.
Normansyah mengatakan sebenarnya tidak ada prioritas harus sama sama anak muda. Namun anak muda itu harapan untuk membawa perubahan.

Lihat Juga  Real Count KPU 75 %, HDMY Tetap Memimpin

Menurutnya, sudah saatnya anak muda meneruskan kepemimpinan generasi tua kini zaman teknologi yang terus berkembang.
“Kini adalah masanya untuk melakuka perubahan dan itu hanya bisa dilakukan oleh anak muda yang memiliki wawasan, kalau tidak sekarang kapan lagi akan ada perubahan?” katanya.

Normansyah menambahkan, dari sisi pengalaman merela sudah memiliki pengalaman dibidang pemerintahan.
“Kami ingin menjaring pemilih pemula yang cukup besar, yang dalam beberapa pemilu terakhir tidak datang ke bilik suara dan tidak menentukan pilihan. Ini sebenarnya targetnya. “Kami sendiri melihatnya justru positif. Karena anak muda jadi banyak yang mau terlibat di politik. Ini harus dilihat sebagai potensi,” ujarnya.
Apalagi anak muda sudah memiliki orientasinya sendiri pada isu sosial, ekonomi, dan politik, kesulitan paling utama yang dirasakan bagi Milenial adalah terbatasnya lapangan pekerjaan, di atas kesulitan lain seperti tingginya harga sembako.
Menurutnya, kualitas tetap harus menjadi syarat utama. (dan)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button