PALEMBANG

Palembang Miliki Gedung SEAFDEC dan Balai Riset Perikanan

MataPublik.co, PALEMBANG – Memperingati Hari Peduli Perikanan Perairan Darat, sekaligus dalam rangka menyelamatkan ikan langka di Kota Palembang, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meresmikan Gedung Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) dan Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) di Jalan Gubernur HA Bastari, Jakabaring, Palembang, Senin (27/1).

Hadir dalam acara ini, antara lain Gubernur Sumsel, H Herman Deru beserta jajaran, Kepala Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan Prof Ir R Syarif Widjaya, Wakil Ketua DPRD Sumsel Kartika Sandra Desi, Walikota Palembang Harnojoyo, dan Wakajati Sumsel Oktovianus.

Edhy Prabowo mengatakan, saat ini ada 228 spesies ikan di Sumsel yang diteliti SEAFDEC, untuk mengetahui mana yang mendekati kepunahan dan langkah apa untuk melestarikannya. “Banyak ikan yang dimakan masyarakat kita dulu, tapi semakin ke sini semakin susah dijumpai. Melalui SEAFDEC, kita akan mencari tahu ikan tersebut lari ke mana.”

Ia mencontohkan, ikan serandang yang mulai sulit dijumpai. Di manapun ikan tersebut hidup, berarti airnya aman dikonsumsi warga. “Ikan ini mirip gabus, pajang besar. Makanya ikan ini tak ada di dekat sini, karena airnya kotor. Bagaimana caranya agar ikan tersebut ada lagi. Di sinilah peran SEAFDEC,” ujar Edhy.

Lihat Juga  Pol PP Tertibkan PKL di Jalan Demang Lebar Daun

Dia bersyukur mendapatkan lahan yang merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumsel seluas hampir dua hektare, untuk membangun gedung SEAFDEC dan BRPPUPP. “Tidak hanya ini, kita juga dibantu hampir sepuluh hektare lahan di Kramasan. Itu juga akan kita gunakan untuk pembudidayaan ikan belida.”

Wali Kota Palembang, H Harnojoyo, yang hadir di acara itu, mengatakan, Balai riset ini diharapkan menjadi pusat penelitian ikan-ikan di Sumsel agar tetap lestari. “Di Sumsel umumnya dan Palembang khususnya ikan seperti gabus, belido dan ikan tawar lainnya mulai langka. Untuk itulah, saya pikir Balai ini akan menjadi wadah yang tepat untuk budidaya sekaligus meneliti semua spesies ikan di perairan kita,” ujar Harnojoyo.

Kepala Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan Prof Ir R Syarif Widjaya mengatakan, SEAFDEC adalah organisasi menteri-menteri kelautan dan perikanan se- Asia Tenggara.

Lihat Juga  Cegah Penyebaran Covid-19, Pemkot Palembang Sebar 323 Hand Sanitizer

Para menteri ini membentuk kerja sama di bidang riset, training center, dan pengembangan. “Pusatnya ada di seluruh wilayah Asia Tenggara. Perikanan tangkap di Filipina, pengolahan di Singapura, budi daya di Malaysia. Sedangkan di Indonesia. Kita kebagian pusat perairan umum dan daratan,” ujarnya.

Palembang dipilih sebagai lokasi SEAFDEC, lantaran Sumsel merupakan model perairan umum dan daratan yang paling lengkap. “Sungai, danau, dan rawa, termasuk lebak lebungnya, inilah model kearifan lokal yang akan diangkat ke tingkat internasional,” tuturnya.

Dikatakan, riset utama adalah kajian stok. Selama ini yang selalu disampaikan kepada publik, stok ikan nasional dari laut sebanyak 12,54 juta ton.

Padahal, setelah diteliti, stok ikan nasional untuk perairan umum dan daratan hanya sebanyak 3 juta ton. “Mulai periode ini, kami meneliti tiap titik di Indonesia. Kita sudah mampu menggambarkan Sumsel dalam bentuk peta digital untuk sungai, danau, dan rawa,” kata Prof Syarif. (imn)

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker