EKONOMI

Pemerintah Wajibkan Daerah Gunakan Aspal Karet

MataPublik.co, PALEMBANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumsel menggelar Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR), serta Diskusi Publik terkait usaha meningkatkan Penyerapan Karet Rakyat melalui Hilirisasi Industri Karet Domestik, Kamis (11/4) bertempat di Ballroom The Zuri Hotel Palembang.

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi Asisten II Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Prov Sumsel, Yohanes H Toruan. Dalam sambutannya, Yohanes menyampaikan apresiasi kepada Kepala Kantor Perwakilan BI Sumsel dan jajarannya, karena tetap setia dalam tugas tanggung jawab mendiseminasikan kajian ekonomi dan keuangan regional (KEKR) Provinsi Sumsel. Beliau berharap kegiatan ini mampu meningkatkan kebutuhan akan karet sehingga berdampak pada kesejahteraan Petani karet khususnya di Sumsel.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Yunita Resmi Sari mengatakan KEKR ini merupakan kajian rutin yang dilakukan setiap Triwulan. Dalam KEKR ini kami akan menyampaikan kondisi ekonomi terkini khususnya di wilayah Sumsel. Hal tersebut merupakan pelaksanaan salah satu Fungsi Kantor Perwakilan Sumsel sebagai Strategy Advisory Pemerintah daerah maupun Stakeholder lainnya.

Lihat Juga  Kondisi Global Tak Menentu, Dana Asing Masuk Rp 90 Triliun

“Informasi yang tersaji dalam KEKR ini merupakan hasil Assessment yang didukung dari data dan Informasi yang didapat dari stakeholder daerah, Group Discussion, Survei Konsumen, Survei Pemantauan Harga, Sumber Property Residencial, serta hasil penelitian kunjungan rutin BI ke perusahaan-perusahaan, Instanti serta Asosiasi yang ada di Sumsel,” ujar Yunita.

Ketua APBI Aziz Pane membahas tentang industri Ban di Indonesia dan dunia, menurutnya harga karet bergantung kebutuhan dan kondisi ekonomi dunia, semakin baik perekonomian dunia, kebutuhan dan permintaan Ban semakin besar, sehingga akan mendongkrak harga karet. Aziz juga mengungkapkan kualitas standar produksi Ban Indonesia sudah sangat baik dan diakui Dunia.

Edy Sutopo dalam Paparannya menjelaskan tentang pengembangan Aspal Karet. Menurutnya sudah ada surat edaran Menteri ditambah Instruksi Presiden RI yang mewajibkan Daerah-daerah di Indonesia untuk menggunakan Aspal Karet. Produksi karet Indonesia di tahun 2018 sebesar 3,6 juta Ton, dengan perkiraan konsumsi dalam negeri 17 persen (633.785 Ton). Kebutuhan Aspal dalam negeri sebesar 1,6 juta ton, Diharapkan dengan pengembangan Aspal Karet akan meningkatkan kebutuhan Karet sehingga turut membantu meningkatkan harga karet di Indonesia.

Lihat Juga  Tingkatkan Produktifitas Pertanian, PLN Ubah Limbah FABA jadi Pupuk

Sementara itu Kadis Perindustrian Sumsel Ernila mengatakan Presiden sudah menginstruksikan Menteri Perindustrian untuk membangun Pabrik-pabrik Ban. Beliau mengatakan Sumsel memiliki potensi yang sangat bagus untuk dibangun Pabrik Ban mengingat jumlah ketersediaan bahan baku yang sangat besar yang mencapai 1,2 juta ton.Gubernur Sumsel saat ini tengah gencar untuk menarik investor-investor agar mau membangun Pabrik Ban di Sumsel, semua ini dilakukan demi memotivasi petani karet untuk meningkatkan jumlah Produksi karetnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Yunita Resmi Sari, Ketua ISEI Cabang Palembang Prof.Dr. Taufiq Marwa, S.E., M. Si, Ketua APBI  Aziz Pane, Direktur Industri Hasil Hutan Dan Perkebunan Dirjen Industri Agro  Edy Sutopo, Kadis Perindustrian Sumsel  Ernila Rizal. (iuy)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker