EKONOMI

Pengusaha Logistik Keluhkan Mahalnya Tarif Tol Trans Jawa

MataPublik.co, JAKARTA – Sejumlah pengusaha logistik mengeluhkan mahalnya harga tarif Tol Trans Jawa. Hal ini membuat mereka harus mengeluarkan ongkos yang lebih besar untuk menunjang usahanya. Vice President Corporate Finance Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengatakan, tarif tersebut ditentukan berdasarkan tender.

 

Menurut dia, jalan tol hanya opsi bagi pengguna kendaraan roda empat atau lebih, tergantung keinginan pengguna, tanpa kecuali pengusaha logistik. “Kalau mereka merasa mahal, lewat luar (tol). Kalau merasa advantage, lewat dalam,” kata Eka di Menara BCA, Jakarta, Kamis (7/2/2018).

Eka mengatakan, Tol Trans Jawa dibuat untuk memangkas waktu tempuh dan mengurai kemacetan. Hal ini justru membuat perjalanan lebih efisien, meski ada harga yang harus dibayar. Menurut dia, dengan adanya tol ini, pengusaha logistik bisa mendapat keuntungan berlipat karena jarak dan waktu tempuh yang lebih singkat. “Dia dapat revenue dua kali lipat karena bisa bolak-balik lebih cepat. Seharusnya bisa di-balancing cost-nya,” kata Eka.

Lihat Juga  2015-2018, KSPI Rilis Karyawan Terkena PHK Hampir 1 Juta Orang

 

Meski begitu, Jasa Marga tetap memantau dan mengkaji segala permasalahan di lapangan, termasuk keluhan soal jalan tol. Ia menjadikan keluhan tersebut sebagai catatan untuk pertimbangan ke depannya. Namun, Eka mengingatkan bahwa harus ada keseimbangan antara kebutuhan pengguna jalan dengan investor.

 

Sebab, di satu sisi, Jasa Marga sebagai perusahaan terbuka juga menjaga nilai pemegang saham. Dengan demikian, pemegang saham bisa memegang return yang optimal. “Iya agar return-nya terjaga, jadi win-win lah kalau deal itu agar sama-sama senang,” kata Eka.

Lihat Juga  Harga Minyak Dunia Naik, OPEC Produksi Massal

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Nofrisel mengatakan, penerapan tarif di sepanjang Tol Trans Jawa berpengaruh signifikan terhadap struktur pengeluaran perusahaan truk. Dibandingkan melalui jalur tol, para pengusaha truk pun lebih memilih untuk lewat jalur Pantura.

 

“Jadi kita berharap bisa dipertimbangkan untuk tarif tol, di-adjust, ditinjau kembali. Sementara yang dilakkan teman-teman Aptrindo ya sebagian tidak lewat jalan tol. Mereka memilih jalur Pantura biasa,” ujar Nofrisel. (iuy)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker