PALEMBANG, Matapublik.co – Shavira Az-Zahra, seorang mahasiswa Politeknik Olahraga Indonesia (POI) Palembang mengirimkan surat pengaduan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal status dirinya dan teman-temannya sebagai mahasiswa program pendidikan di bawah Kemenpora tersebut yang tak kunjung kuliah.
Baca berita sebelumnya Pak Jokowi, Bacalah Surat Anakmu yang Mengadukan Nasib ini.
Menanggapi hal ini, Kepala Dispora Sumsel Ahmad Yusuf Wibowo menyatakan, hari ini (23/4) perkuliahan sudah kembali dimulai. Diakuinya POI di Palembang sempat mengalami keterlambatan operasional lantaran banyak alasan. Pihak POI terpaksa menunda kelengkapan persyaratan sebagai lembaga pendidikan karena adanya perubahan status dari Diknas menjadi Dikti. “Moratorium ini juga berkaitan dengan perubahan dokumentasi dan anggaran,”jelas Ahmad Yusuf Wibowo kepada Matapublik.co.
Dikatakannya, POI ini merupakan lembaga pendidikan yang sudah direncanakan sejak tahun 2012 pada masa Presiden SBY. Lalu diresmikan Kemenpora yang diwakili Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta di Griya Agung Sumsel pada 21 November 2017 silam. Perkuliahannya terdiri dari Program Studi Manajemen Industri Olahraga (D4), Kepelatihan Olahraga (D4), dan Analisis Performa Olahraga (D4). Dijanjikan, di tahun pertama penerimaaan mahasiswa tahun ajaran 2017/2018 semua biaya kuliah ditanggung Kemenpora bahkan diberikan uang saku. “Sebelumnya direncanakan dibentuk Institut Olahraga Indonesia (IOI), tapi jadi POI,”terangnya.
Sementara itu, Direktur POI Andi Rahman menyatakan, terkait status POI saat ini masih dilakukan pembahasan di tingkat Pusat dengan melibatkan Kemenko PMK, Kemenpora, Menpan, Bappenas, Seskab, dan Dikti. Beberapa opsi yang berkembang diketahui POI akan ditempatkan di bawah Dikti dengan pengampu dari Universitas Sriwijaya (Unsri).“Namun Menpora minta di bawah Kemenpora, sehingga perlu dilakukan pembahasan kembali yang lebih instensif di tingkat pusat,”ungkap Andi.
Ia menambahkan, terhadap status POI, melalui surat Sesmenpora telah dilakukan pertemuan eselon 1 di Kemenko PMK, dan intiny status POI akan segera diputuskan secepatnya. “Kita menunggu hasil pembahasan yang dilakukan oleh Kemenko PMK. Sebab direncanakan akan dilaporkan ke tingkat yang lebih tinggi yakni menteri dan Presiden,”jelas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam surat tersebut mahasiswa jurusan Analisis Performa Olahraga POI Palembang ini mengungkapkan dia dan teman-temannya malu tidak juga masuk kuliah. Sementara kawan-kawan dari perguruan tinggi lain sudah memasuki semester genap. “Rasa bangga itu secara perlahan pupus dan berubah menjadi malu, karena teman–teman dari kampus lain bertanya kok tidak kuliah-kuliah,”keluhnya dalam surat yang diterima redaksi Matapublik, Senin (23/4).
Diakuinya kepada Presiden, para mahasiswa POI ini berasal dari berbagai provinsi yang masuk kuliah berdasarkan hasil tes yang ketat. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang ia tahu adalah mengadu kepada presiden sebagai pemimpin. Apalagi saat ini menjelang Asian Games yang seharusnya menjadi barometer bagi kehebatan negeri.“Tolonglah kami bapak presiden. Mohon kejelasan tentang status kami ini. Akankah rasa malu dan berbagai kerugian ini harus kami tanggung sementara Saya dan teman-teman tidak tahu apa yang tengah terjadi,”tulis Shavira menutup suratnya. (yri)