EKONOMI

PLN Gratiskan Tambah Daya Bagi Pelanggan

MataPublik.co, JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN akhirnya merealisasikan program penambahan daya gratis bagi pelanggan pada 2019, setelah sempat tertunda pada tahun lalu. Kebijakan tersebut dianggap berpotensi mengerek konsumsi listrik masyarakat.

“(Tahun) kemarin kan (penambahan daya gratis) sempat tertunda,” ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basir di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (11/1).

Sofyan mengungkapkan dengan program ini, pelanggan PLN bebas memilih besaran daya yang ingin ditingkat. Misalnya pelanggan listrik rumah tangga berdaya 1.300 VoltAmpere (VA) bisa meningkatkan dayanya ke daya 2.200 VA, 3.300 – 5.550 VA, maupun 6.600 ke atas. “Kalau 2200 VA naik ke 3.300 VA itu biayanya Rp5 juta. Itu nanti dihilangkan biayanya,” ujarnya, seperti dilansir CNN Indonesia.

Lihat Juga  Kemenhub akan Berlakukan Kebijakan Sub Price untuk Tiket Pesawat

Kendati demikian, program penambahan daya gratis ini tidak akan dilakukan serentak di Indonesia. PLN masih mengkaji daerah-daerah yang akan merealisasikan program ini terlebih dahulu.

Dengan berjalannya program ini, perseroan akan kehilangan sedikit penerimaan dari biaya pemasangan daya. Namun, konsumsi listrik masyarakat berpotensi meningkat sehingga bisa menutup hilangnya penerimaan tersebut.

Terlebih, kebutuhan listrik masyarakat akan semakin besar, seiring membaiknya perekonomian. Selain itu, penggunaan kompor listrik dan mobil listrik juga berpotensi mengerek konsumsi listrik.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, konsumsi listrik tahun lalu tercatat 1.064 kiloWatthour (kWH) per kapita atau hanya naik 5 persen dibanding periode yang sama pada 2017. Tahun ini, pemerintah menargetkan konsumsi listrik akan naik menjadi 1.200 kWh per kapita.

Lihat Juga  Sumsel Ekspor 91.800 Kg Santan ke China dan Hongkong

Terkait kondisi keuangan, Sofyan mengklaim kinerja perseroan sampai akhir tahun lalu cukup baik. Bahkan, perseroan menutup 2018 dengan masih mencetak laba. Pasalnya, nilai tukar mulai menguat, inflasi terjaga, harga batu bara merosot, dan harga minyak yang melandai sejak Oktober 2018.

“Bayangkan saja, (tahun lalu) kondisi yang begitu berat saja (keuangan) kami masih aman secara operasional sekarang ya pasti lebih aman,” ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah mengumumkan rencana penyederhanaan golongan listrik pada November 2019. Namun, rencana tersebut mendapat respons yang bervariasi dan cenderung negatif dari masyarakat.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengaku khawatir rencana penyederhanaan golongan akan melambungkan tagihan listrik konsumen. Selain itu, penggunaan listrik konsumen juga berpotensi menjadi lebih boros dan tak terkendali. (iuy)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker