MataPublik.co, JAKARTA – Indonesia mau tidak mau harus dapat menguasai pembuatan baterai lithium karena merupakan teknologi kunci untuk kendaraan listrik, baik motor maupun mobil listrik. Selain memenuhi kebutuhan komponen utama kendaraan listrik, pembangunan industri bahan baku baterai lithium akan menguatkan struktur sektor otomotif di dalam negeri.
“Mobil listrik adalah bagian dari pada sebuah strategi nasional. Teknologi kunci yang ada di mobil listrik adalah baterai,” kata kata Direktur Sistem Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Ophirtus Sumule kepada wartawan di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, Rabu(31/7).
Menurutnya akan ironis jika sampai baterai lithium diimpor karena sama saja dengan memberikan kesempatan “Masa baterainya masih harus kita impor? Jadi kalau kita ingin menguasai hal-hal yang berkaitan dengan energi maka kita tinggal mengembangkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan,” tegasnya.
Ditambahkannya, penguasaan teknologi baterai lithium akan menjadi penting di masa depan. “Kita wajib menguasai teknologi, khususnya baterai ini, itu salah satu yang sangat penting. Kalau umpamanya ini bisa kita kuasai maka kita akan berkaitan dengan masalah bahan baku, bagaimana mempersiapkan lithiumnya nanti mensuplai kebutuhan di sana,” tambahnya.
Dengan pengembangan mobil listrik, kata dia, industri pendukung harus dibangun dan didorong untuk tumbuh, termasuk dalam rangka pemenuhan komponen kendaraan dari dalam negeri, agar siap memasuki produksi massal.
“Industri itu akan ada yang menggabungkan teknologi itu sehingga dihasilkan produksi, nah industri itu juga bisa berkembang bagaimana dia menghasilkan bahan baku, industrinya akan lari ke sana, industri pertambangan, industri mineral, dan lain sebagainya,” ujar dia. (epp/Ant)