Oleh : Eli Santi
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
Fisip UIN Raden Fatah Palembang
Indonesia adalah negara yang kaya. Terdiri dari berbagai macam suku dan budaya, membuat setiap daerah di Nusantara punya kulinernya yang berbeda-beda dengan rasa dan ragamnya yang juga berbeda-beda.
Membahas soal kuliner di Kota Palembang, Sumatera Selatan, tampaknya banyak orang yang hanya mengetahui kulinernya seperti Pempek, Kemplang dan Pindang.
Padahal Kota Palembang ini memiliki kuliner yang beragam, yang selain enak juga pas untuk dinikmati saat bersantai.
Kota Palembang memiliki ratusan kulinernya yang beragam.
Namun, sangat disayangkan, beberapa kulinernya sudah mulai sulit ditemukan dan hampir punah. Bahkan beberapa kulinernya seperti Ketolo, Telok Ukan, Glenak, dan Gulo Puan hanya ada saat-saat tertentu saja seperti saat bulan Ramadhan dan hari besar lainnya.
Ketolo merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras. Bentuknya pun menyerupai pempek keriting dan dimakan menyerupai Burgo dengan dicampur kuah santan dan gula merah.
Dari berbagai penelusuran Maulidia Wahyuni, selaku Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Wisata di Dinas Pariwisata Kota Palembang, menyatakan ada dua lokasi yang masih melestarikan kuliner langka ini, yakni di Kawasan Kuto dan Seberang Ulu.
Punahnya kuliner ketolo ini disebabkan karena beberapa faktor salah satunya yaitu karena sulitnya mendapat bahan baku serta cara memasaknya yang harus menggunakan cara-cara tradisional.
Sedangkan Telok Ukan merupakan semacam kue olahan telur, ada yang terbuat dari telur bebek dan ada juga yang terbuat dari telur ayam. Namun, yang paling diminati terbuat dari telur bebek.
Layaknya Kue Srikaya namun dengan rasa yang berbeda. Jika Kue Srikaya terkenal dengan rasa manisnya, Telok Ukan terkenal dengan rasanya yang gurih dan asin. Rasa gurih dan asin tersebut berasal dari perpaduan rasa telur, santan dan kapur sirih.
Telok Ukan ini hanya bisa ditemukan pada saat Perayaan Kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus. Telok Ukan ini termasuk makanan yang hampir punah karena minimnya pedagang yang menjual Telok Ukan.
Bahkan warga Kota Palembang tidak banyak yang mengetahui nama kuliner Telok Ukan ini.
Selanjutnya Glenak, merupakan kuliner yang terbuat dari tepung ketan dengan rempah-rempah yang unik. Glenak ini berbentuk bulat dengan warna kecoklatan. Kuliner ini sudah sangat sulit ditemukan karena minimnya pedagang yang menjual.
Kemudian yang terakhir ada Gulo Puan, Gulo dalam bahasa Indonesia artinya gula, sedangkan puan berarti susu. Jadi Gulo Puan ini berarti gula susu. Dalam arti sebenarnya karena bahan utama pembuatnya ialah gula dan susu.
Susu yang digunakan bukan sembarang susu, susu yang digunakan yaitu susu kerbau rawa. Produsen Gulo Puan ini bisa ditemui di sisi Kota Palembang, di daerah Ogan Komering Ilir, itupun sudah tidak banyak rumah-rumah yang khusus memproduksi Gulo Puan ini.
Gulo Puan dimasak 3-4 jam sampai mengental dan kalis seperti karamel kering. Gulo Puan ini pun selain bisa dijadikan olesan roti, juga dapat dinikmati bersama pisang goreng bahkan dapat digunakan juga sebagai bahan baku pembuatan Kue Delapan Jam.
Kembali ke topik pembahasan, semakin lama kuliner Kota Palembang semakin banyak yang hampir punah, hal ini disebabkan karena selain sulitnya mendapat bahan-bahan dan minimnya pedagang yang menjual juga karena kurangnya penerus ataupun resep kuliner yang sudah tidak diwarisi lagi.
Kepunahan ini juga terjadi karena kuliner lokal yang mulai bersaing dengan cepat saji dan kuliner asing. Di tanah air kuliner lokal terus tergurus oleh kehadiran kuliner asing seperti kuliner Negara Thailand yang kian diminati di Indonesia bahkan Kota Palembang.
Pertumbuhan mall juga semakin tidak ramah pada kuliner lokal. Banyak kuliner lokal mulai ditinggalkan bahkan hanya diberi porsi kecil di mall-mall yang akibatnya kuliner lokal negeri sendiri pun mulai tersisih.
Seharusnya pengusaha-pengusaha lokal pun, juga mesti terpanggil untuk mengembangkan kuliner lokal ini, supaya kuliner lokal ini tetap ada dan dikenal banyak orang, baik di Kota Palembang, luar Kota Palembang maupun mancanegara.
Sangat disayangkan, jika dari ratusan kulinernya tersebut, hanya sedikit yang dikenal. Sama halnya dengan beberapa kuliner seperti Ketolo, Telok Ukan, Glenak dan Gulo Puan tadi, masih banyak kuliner lainnya yang juga hampir punah bahkan hilang.
Untuk itu, kita sebagai penerus bangsa harus turut serta menjaga dan melestarikan kekayaan kuliner yang kita punya ini, supaya tidak punah dan dikenal banyak orang. Sebagai warga Kota Palembang, khususnya untuk generasi muda sudah sewajibnya turut serta melestarikan budaya Palembang termasuk kulinernya.
Kota Palembang jangan hanya terkenal dengan pempeknya tetapi juga harus terkenal dengan kuliner-kulinernya yang lain.
Hal pertama yang bisa kita lakukan supaya kuliner-kuliner Kota Palembang ini tidak punah, yaitu pertama kita bisa mengadakan pameran-pameran kuliner khas Kota Palembang. Dengan adanya pameran tersebut maka masyarakat dapat mengetahui berbagai jenis kuliner khas Kota Palembang.
Kedua, yang bisa kita lakukan yaitu dengan memodifikasi kuliner-kuliner Kota Palembang tersebut tanpa mengurangi identitas dari kuliner Kota Palembang itu sendiri.
Karena untuk membuat kuliner Kota Palembang ini tetap eksis dibutuhkan inovasi, supaya kuliner Kota Palembang ini bisa bersaing dipasaran.
Dan cara yang terakhir yaitu dengan cara pemberian edukasi terhadap generasi muda dan anak-anak mengenai betapa pentingnya melestarikan kuliner Kota Palembang ini agar tetap eksis.
Dengan adanya sosialisasi tersebut maka para generasi muda akan mengerti betapa pentingnya melestarikan kuliner Kota Palembang tersebut.(*)