OPINI

Selamatkan Lingkungan dengan Tidak Membuang Sampah Sembarangan

Sampah sudah menjadi salah satu faktor datangnya penyakit, terutama penyakit demam berdarah

Oleh : Koni Azbaldo  Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UIN Raden Fatah Palembang

 

Sampah memang sudah tidak terdengar asing lagi di telinga kita. Mendengar kata sampah, memang seperti mndengar hal sepele.

Tetapi tahukah anda sampah yang terkadang terdengar sepele itu justru berdampak negatif terhadap kesehatan kita.

Di Indonesia sendiri sampah sudah menjadi salah satu faktor datangnya penyakit, terutama penyakit demam berdarah yang ditularkan dari nyamuk yang bersarang di sampah.

Kesadaran masyarakat tentang bahaya membuang sampah sembarangan sangatlah kurang, karena semakin hari, sampah bukannya berkurang justru sebaliknya semakin menumpuk dan bertambah.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat.

Dengan kata lain sampah merupakan sisa-sisa kotoran yang sudah tidak mempunyai nilai kegunaan atau manfaat, sehingga tidak diinginkan keberadaannya oleh sebagian masyarakat.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 menyebutkan bahwa ada tiga jenis sampah yang seharusnya dikelola yaitu sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan sampah spesifik.

Dari ketiga jenis sampah tersebut, produksi sampah rumah tangga akan selalu ada dan tidak pernah berhenti, tidak kita sadari sampah padat kita kumpulkan di bak sampah untuk kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS).

Sementara itu, sampah cairnya kita biarkan mengalir ke selokan dan akhirnya akan meresap ke dalam tanah, sehingga akan mencemari tanah, dan air dalam tanah.

Lihat Juga  Istighfar, Akan Memberi Jalan Keluar Dari Kesempitan

Dari hal sepele tersebut, akan mengakibatkan dampak besar yakni meresapnya air ke dalam tanah ini berakibat menurunnya kualitas air, timbul masalah kekurangan air yang berkualitas, penyakit menular, dan lain-lain.

Dari permasalahan diatas maka bisa kita lihat bahwa sering kali kita meremehkan sampah rumah tangga yang berbentuk padat maupun cair. Sampah padat sendiri terdapat dua macam yaitu sampah organik dan non-organik.

Sampah organik adalah sampah atau limbah dari sisa makhluk hidup yang terdapat di alam, seperti: tumbuhan dan hewan, serta berbagai macam hasil olahannya yang kemudian dibuang dan dapat terurai secara alami oleh bakteri tanpa perlu tambahan bahan kimia apapun di dalam penguraiannya.

Beberapa contoh sampah organik yang banyak ditemukan di dalam kehidupan kita sehari-hari: dedaaunan dan ranting pohon, bangkai hewan, kotoran hewan, kotoran manusia, sisa pengolahan, sisa pengolahan tanaman/sayuran.

Sedangkan sampah non-organik adalah sampah atau limbah yang dihasilkan dari berbagai macam proses, dimana jenis sampah ini tidak akan bisa terurai oleh bakteri secara alami dan pada umumnya akan membutuhkan waktu yang sangat lama di dalam penguraiannya.

Sampah non-organik merupakan salah satu masalah terbesar yang ditemukan di dalam kehidupan manusia, dimana samapah ini telah begitu berdampak buruk terhadap kehidupan manusia.

Hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya sampah non-organik yang terdapat di bumi dan mencemari lingkungan hidup karena sampah-sampah tersebut tidak bisa terurai secara alami dalam waktu singkat.

Lihat Juga  Pengawasan Partisipatif: Kesadaran Masyarakat dan Kesiapan Bawaslu

Butuh waktu ratusan atau bahkan ribuan tahun untuk mengurangi produksi sampah di dalam kehidupan kita.

Contohnya seperti berbagai macam plastik yang sangat banyak kita gunakan di dalam kehidupan sehari-hari, kaca, kaleng, besi, dan yang lainnya.

Sampah padat dapat diatasi dengan melakukan pemilahan, sampah padat dikategorikan menjadi dua yaitu: sampah organik, dan non organik.

Sampah organik dapat diolah dengan kompos, sehingga menghasilkan kompos yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Sampah non organik dapat dipilah dan dijual sehingga dapat menambah penghasilan. Apabila masyarakat dapat menerapkan hal demikian, maka tidak akan ada sampah yang merugikan masyarakat.

Memang bukan hal mudah untuk membiasakan diri untuk menjaga lingkungan yang bebas sampah.

Tetapi hal ini dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti membiasakan diri untuk menyapu halaman rumah setiap sore.

Dengan melakukan pekerjaan itu setidaknya kita didak membiarkan nyamuk-nyamuk berkembang biak dilingkungan kita.

Sudah semestinya kita mulai bersahabat dengan sampah, jangan memandang remeh sampah, karena setiap perbuatan yang kita lakukan akan ada dampak setelahnya, entah itu positif maupun negatif.

Diperlukan juga kesadaran dari masyarakat itu sendiri dan partisipasi dari pemerintah untuk melindungi lingkungan agar tetap bersih dan nyaman dihuni.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker