MataPublik.co, PALEMBANG – Rapat koordinasi Pengendalian Hutan dan Lahan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019 yang dipimpin langsung Kepala BNPB RI Letjen TNI Doni Morando.Rakoor digelar di Auditorium Graha Bina Praja, Selasa (12/3).
Rakoor dihadiri juga Pangdam II/Swj Mayjen TNI Irwan, Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak, Marsda TNI (Purn) Abdul Muis, Wakil Gubernur Sumsel H. Mawardi, Danrem 044/Gapo Kolonel Arh Sonny Septiono, Deputi Klimatologi BMKG Sumsel, Dirdarurat BNPB Pusat Yolak Dalimunthe, Kepala BBPD Sumsel Iriansyah, serta instansi lainnya.
Kepala BPBD Sumsel Iriansyah, menyampaikan bahwa kondisi lahan dan kerawanan kebakaran di Provinsi Sumsel seluas 8.370.281 Ha, terdiri dari kawasan hutan 3.478.468 Ha, perkebunan 1.800.000 Ha, pertanian 752.000 Ha, lahan lain 1.564.320 Ha dan lahan gambut 1.483.862 Ha yang tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasln, Banyuasin, Muara Enim dan Musi Rawas.
Terdapat 9 Kabupaten/Kota daerah rawan Karhutla yakni OKI, OI, PALI, Banyuasin, Muba, Muara Enim, Mura dan Muratara, namun yang paling rawan adalah Ogan Ilir (OI)”, terangnya.
Sementara itu, menurut Kepala BNPB Pusat Letjen TNI Doni Monardo dalam arahannya penyebab Karhutla 99 % perbuatan manusia dan 1% karena faktor alam. Dilanjutkan, 2 penyebab kebakaran yang 99% dari manusia yaitu disengaja 80% dan tidak disengaja 20%, kesimpulanya karena manusia ingin memenuhi kebutuhan hidup dan kurangnya lahan pekerjaan.
Kedepan BPBD Sumsel tidak hanya menjadi penolong pada setiap bencana alam saja tetapi akan kita tetapkan juga sebagai pemadam kebakaran untuk memadamkan lahan dan perkampungan yang terbakar agar tidak meluas”, terang Letjen Doni.
Lanjut Kepala BNPB Pusat, tahun 2018 lalu BPBD Sumsel telah menghabiskan uang 1 Triliun untuk pemadaman Api di lahan gambut atau 1 Ha lahan gambut dapat menghabiskan uang 141 juta. Dari pada uang tersebut habis untuk memadamkan api lebih baik uang tersebut diberikan kepada masayarakat.
“Saya berharap kepada jajaran TNI, Polri dan unsur Pemda agar bekerjasama dalam merawat masyarakat kita, untuk dilakukan pembinaan tentang Karhutla. Sehingga lebih baik mencegah serta membina masyarakat di sekitar lahan gambut sebelum terjadinya kebakaran yang dapat menghabiskan uang ratusan Miliyar untuk memadamkan api,” jelas Letjen Doni.
Pemberdayaan masyarakat menjadi prioritas untuk memanfaatkan lahan gambut yang bisa menjadi tanaman ekologis dan ekonomis seperti kopi liberica, sagu dan pohon aren. “Saya perintahkan kepada para Ketua BPBD dan perangkatnya yang ada di Provinsi dan Kab/Kota untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak membakar lahan gambut untuk membuka perkebunan terutama pada daerah yang mudah terbakar dan sering terjadi kebakaran disetiap tahunnya pada daerah tersebut,” pungkasnya. (iuy)