Tak Ada yang Abadi di Dunia, Kehebatan Ronaldo pun Berlahan Sirna
Bola.net – Segala sesuatu yang ada di dunia ini memiliki usia. Kehebatan Cristiano Ronaldo yang merupakan pemain terbaik sepakbola dunia saat ini pun akan segera menjadi purba seiring berjalannya masa.
Kira-kara satu dekade lalu, kita masih bisa melihat penampilan Ronaldo dengan lincah membawa bola ke sana ke mari di atas lapangan, seolah tiada lelah. Pemain yang mencoba menghadangnya pun kerap dibuat terperangah karena melihat bola lewat begitu saja. Gol-gol ajaib kerap dilesakkan Ronaldo dari luar atau dari dalam kotak penalti.
Ronaldo sekarang sudah berusia kepala tiga. Pada 5 Februari lalu, pemain yang saat ini membela Real Madrid tersebut sudah berusia 33 tahun. Ia tengah memasuki masa di mana fokusnya bukan hanya pada sepakbola. Ia memiliki keluarga dan perlu memberikan perhatian pada empat anaknya yang sedang tumbuh besar.
Ronaldo mengawali kariernya sebagai pemain sepakbola di sekolah sepakbola Nacional. Ia kemudian gabung dengan Sporting Lisbon pada tahun 1997. Sir Alex Ferguson membawanya ke Manchester United pada tahun 2003. Bersama klub asal Inggris tersebut, Ronaldo mulai menjadi pemain bintang dan memenangkan sejumlah gelar termasuk penghargaan Ballon d’Or 2008.
Akhirnya Ronaldo gabung Real Madrid pada 2009. Bersama klub ibukota Spanyol tersebut, Ronaldo pun memetik setumpuk gelar termasuk empat penghargaan Ballon d’Or. Ia mengantarkan Los Blancos dua kali menjadi juara La Liga dan tiga kali juara Liga Champions.
Semua orang mestinya mengakui kehebatan Ronaldo. Ia merupakan top skor sepanjang masa di Real Madrid. Ia pemain top skor sepanjang masa di Piala Dunia Antarklub. Berkali-kali Ronaldo menjadi top skor di berbagai kompetisi.
Namun demikian, kehebatan Ronaldo bisa dikatakan telah menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada musim 2017/2018 ini, penurunan performa Ronaldo sangat kentara. Ini menjadi tanda-tanda kehebatan Ronaldo bisa segera tersalip oleh generasi berikutnya.
Pergeseran Posisi Ronaldo
Sebagai pencetak gol, Ronaldo memang masih bisa dikatakan sebagai pemain mematikan. Namun demikian, ia harus menyesuaikan dengan kondisi fisiknya yang mulai melambat.
Musim ini, Ronaldo mencetak 20 gol dari 27 pertandingan. Masih produktif, namun ia lebih banyak bermain sebagai penyerang di depan daripada sebagai pemain sayap seperti posisi naturalnya. Ronaldo tercatat mencetak 13 gol dari 20 penampilan sebagai penyerang tengah dan mencetak tujuh gol dari tujuh penampilan sebagai pemain sayap. Lima di antara gol tersebut merupakan gol yang terjadi dari titik putih penalti.
Ronaldo sendiri mengakui bahwa dirinya memang mengalami penurunan performa. Ia mengatakan sudah tak mungkin bisa melakukan hal-hal luar biasa yang ia lakukan seperti saat ia berusia 20 tahun.
“Sekarang, saya tidak bisa melakukan hal yang sama dengan 10 tahun lalu. Untuk tetap bisa bertahan di level ini, Anda harus lebih banyak berkorban. Saya tidak bisa melakukan hal-hal tertentu,” ucap Ronaldo.
Menurut catatan Fox Sport, penurunan performa Ronaldo sebenarnya sudah mulai tampak sejak ia bergabung dengan Real Madrid pada tahun 2009. Berlahan-lahan ia mengalami penurunan dalam kemampuan menggiring bola.
Pada awal musimnya di Santiago Bernabeu, Ronaldo mampu mencatatkan rata-rata 6,5 menggiring bola per pertandingan. Namun pada akhir musim 2017 lalu, Ronaldo tercatat hanya melakukan rata-rata 2.0 menggiring bola per pertandingan. Oleh sebab itu, pemain asal Portugal tersebut sering diposisikan sebagai penyerang di dalam kotak penalti daripada pemain sayap.
Bukan hanya kemampuan menggiring bola saja yang mengalami penurunan, rata-rata Ronaldo dalam memberikan umpan juga mengalami penurunan. Ia jarang memberikan umpan pada rekannya. Ia lebih banyak menjadi pemain yang harus dilayani. Jika pada sebelum musim 2014/2015, ia masih mampu memberikan umpan lebih dari 30 kali, pada tahun 2016 dan 2017, Ronaldo tak lebih dari 30 kali dalam memberikan umpan. Dengan demikian, kontribusinya dalam menciptakan peluang gol pun tidak banyak. Inilah yang menjadi alasan kenapa Ronaldo perlu digeser posisinya.
Tendangan Bebas Ronaldo yang Tak Lagi Menakutkan
Dulu, selain kecepatan dan ketangkasan Ronaldo dalam menggiring bola, yang mengagumkan dari pemain berjuluk CR7 tersebut adalah kemampuannya dalam mengeksekusi bola mati. Ia memiliki gerakan khas setiap sebelum mengambil tendangan bebas. Kaki yang direnggangkan sedemikian rupa dan tiga tarikan nafas panjang kerap membuat penjaga gawang lawan kelimpungan sebab gentar.
Tapi sekarang, sepakan bola mati dari Ronaldo sudah tak membuat penjaga gawang khawatir. Jikapun masih begitu, mungkin tidak terlalu. Sepanjang musim 2017/2018 ini, Ronaldo terbukti hanya sekali mencetak gol dari tendangan bebas yaitu saat bermain di final Piala Dunia Antarklub menghadapi Gremio.
Secara statistik performa individu musim ini, performa Ronaldo kalah dari Lionel Messi. Pemain Barcelona yang bertahun-tahun menjadi rivalnya tersebut sejauh ini telah mengumpulkan tiga gol dari tendangan bebas; unggul pula dalam jumlah gol dan statistik kontribusi untuk tim.
Tapi semangat Ronaldo selalu besar dalam bersaing untuk membuktikan siapa sebenarnya yang pantas disebut sebagai pemain terbaik. Meski tak lagi muda, ia tetap akan berjuang keras melawan segala hal yang ingin meredupkan kariernya.
“Hidup adalah melanjutkan tantangan dari berbagai sudut pandang. Ini sangat menarik, terutama bagi seorang olahragawan. Saya mencoba berada dalam kondisi fisik terbaik karena itu sangat penting. Saya harus 100 persen dan saya sangat serius,” ucap Ronaldo yang tak kenal kata menyerah.
Buena suerte, Ronaldo!
(bola/shd)