OLAHRAGA

Tak Hargai Pengprov Cabor, Wastu Desak Gunhar Mundur sebagai Ketua KONI Sumsel

PALEMBANG – Kisruh pasca Rakerprov KONI Sumsel terus bergulir dan disuarakan oleh pengurus cabang olahraga Pengprov Cabor di Sumsel. Apalagi ditengah isu pemberian uang bantuan cuma senilai Rp 2 Juta kepada Pengprov Cabor ditengah merosotnya peran KONI Sumsel.
Kini muncul lagi usulan bantuan cabor cuma senilai Rp 2 juta sebagai angka yang jauh dari layak bahkan lebih sebagai bentuk penghinaan.
Hal itu ditegaskan Wastu sekretaris Squash Sumsel. Tokoh olahraga perempuan ini mengatakan, bantuan itu sangat tidak pantas bahkan terkesan meremehkan Pengprov Cabor yang telah berjuang meningkatkan prestasi atlet Sumsel. “Jelas itu bentuk penghinaan kepada Pengprov Cabor,” ujar Wastu.
Dikatakan Wastu dengan tegas, pengurus KONI Sumsel kembali menunjukkan jati diri tidak mengayomi pengprov Cabor khususnya dan atlet pada umumnya.
Untuk itu dirinya mendesak agar Gunhar mengundurkan diri sebagai Ketua Umum KONI Sumsel secepatnya. Jika tidak maka dalam waktu dekat akan dilaksanakan Musprovlub KONI Sumsel yang digagas lebih dari 2/3 anggota.
“Kita sudah mendapat dukungan dari mayoritas Pengprov Cabor dalam bentuk tertulis menyatakan mosi tak percaya dan siap diajukan ke KONI Pusat,” ujar Wastu optimis.

Lihat Juga  Tabloid Bola Pamit Terbit Edisi Terakhir

Sementara sebelumnya dalam agenda Rakerprov KONI Sumsel yang deadlock, Wastu menilai sebagi bentuk laporan kegiatan tahunan secara berkala baik itu laporan keuangan maupun agenda kegiatan yang telah dilakukan selama setahun terakhir. Namunjuatru Rakerprov KONI Sumsel tidak membahas hal tersebut.
“Hal ini menjawab pernyataan Gantada Ketua Harian KONI Sumsel. Jelas tidak benar kalau laporan harus disampaikan 4 tahun sekali.
Laporan keuangan dan laporan kerja disampaikan setahun sekali,”ujarnya.
Dijelaskan Wastu, dirinya pernah mengikuti Rakernas KONI pusat salah satu agendanya mempertanggjawabkan laporan keuangan dan kinerja KONI selama setahun terakhir. Di Rakernas dilakukan evaluasi PON Aceh-Medan.
“Dengan kondisi seperti ini jelas
KONI Sumsel telah bersenang senang diatas penderitaan cabor,” ujar Wastu.
Sementara mengenai bantuan CSR dari perusahaan swasta maupun BUMN, dirinya mendengar langsung pernyataan Ketua Umum KONI Sumsel menyatakan ada bantuan CSR untuk kegiatan PON Aceh-Medan beberapa waktu lalu.
“Saya mendengar ada beberapa BUMN dan perusahaan swasta yang memberi bantuan kepada KONI Sumsel. Hal ini saya ketahui saat sambutan Gunhar saat pelepasan atlet pon di lapangan gubernur. Saat itu, ada
ucapan terima kasih kepada sponsor seperti PTBA, Bank Sumsel, PT Pusri dan lainnya. Kami minta transparansi karena masih banyak atlet berangkat dengan biaya mandiri,” tegasnya.
Sementara, Cik Naya menyesalkan Ketua Umum KONI Sumsel tidak pernah aktif dalam pembinaan prestasi atlet Sumsel.
“Sejak dilantik setahun terakhir tidak pernah aktif, sebagai Ketua Umum KONI Sumsel tak pernah hadir dalam pembinaan prestasi. Padahal kehadirannya sebagai bentuk tanggung jawab,” ujar Cik Naya.
Sebagai pemimpin, Ketua Umum KONI Sumsel harus konsekwen termasuk pernyataan pada awal dilantik menyatakan ke publik bahwa pengurus tidak mendapat honor ternyata diajukan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar untuk honor pengurus.
Sementara dana pembinaan cabor tak ada.
“Pengurus harus paham AD/ART KONI dijelaskan Rakerprov diatur dalam Pasal 33 poin A-G. Bahwa Rakerprov juga membahas laporan pertanggungjawaban keuangan tahunan secara berkala dan laporan kegiatan selama setahun,” tegasnya.(dnn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker