Teriak Lantang, SPI Banyuasin Tolak Impor Beras dan Bentuk Penindasan Petani

BANYUASIN – Kebijakan Pemerintah pusat, melakukan Impor beras, menuai kritikan keras dari sejumlah pihak. Seperti yang dilakukan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Banyuasin, melakukan orasi di depan Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Banyuasin, sebagai bentuk perubahan keras hal tersebut.
Puluhan petani tergabung di SPI Banyuasin ini melakukan unjuk rasa, membentangkan spanduk dan menyatakan sikap keras, Selasa (16/3), sekitar pukul 10.00 WIB.
Dalam teriaknya, Ketua SPI Banyuasin, Widya Astini, mengutuk kebijakan kebijakan pemerintah tersebut karena melukai hati para petani yang ada daerah.
“Rencana impor bebas kebijakan untuk mencari simpati belaka, kenapa, karena kebijakan ini diumumkan pada jelang panen raya. Meskipun belum ada kepastian terkait rencana tersebut, namun hal ini berdampak langsung pada turunnya harga gabah secara signifikan, ” ujar wanita yang akrab disapa Mbak wid ini.
Hal serupa dikatakan, Suhaimi, Selaku sekretaris SPI Banyuasin, Hal ini pun membuat petani lokal pun semakin merugi, pasalnya, sebelum ada rencana penting beras saja, harga gabah di tingkat petani selalu turun dibawah harga beli pemerintah.
“Lebih lanjut beliau meminta-minta kepada pihak-pihak yang berkait, baik itu kementerian pertanian, Kementerian perdagangan, serta Bulog untuk mengembalikan fungsinya, “tambah dia. (Umsiar *)
Adapun syarat-syarat DPC SPI Banyuasin yaitu:
- NAIKKAN HARGA GABAH / SERTA STABILKAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH
- MENGUTUK DAN MENOLAK KERAS IMPOR BERAS
- MENOLAK KEBERADAAN WTO (ORGANISASI PERDAGANGAN DUNIA)
- MELAWAN SEGALA BENTUK PENINDASAN TERHADAP PETANI
- HAPUSKAN SEGALA BENTUK KEPENTINGAN LIBERAL
- MENDORONG PEMERINTAH MEMBENTUK BADAN PANGAN NASIONAL.