Tiga WNI Disandera Kelompok Milisi Abu Sayyaf Berhasil Dibebaskan
MataPublik.co, MANILA – Tiga nelayan Indonesia yang disandera oleh milisi Islam Filipina Abu Sayyaf sejak 18 bulan lalu berhasil bebas. Mereka berhasil bebas dalam sebuah operasi militer intensif angkatan bersenjata Filipina.
Seperti dikutip dari AFP, tiga nelayan tersebut dibebaskan di Kota Indanan, Sulu Filipina. Mereka bernama Hamdan Bin Salim (34), Subande Satto (27) dan Sudarlan Samansung (41).
Para sandera tersebut saat ini dibawa ke rumah sakit. Selanjutnya, mereka akan diserahkan kepada Kedutaan Besar Indonesia di Filipina. Juru bicara militer setempat Letnan Kolonel Gerry Besana mengatakan ketiga WNI tersebut bebas tanpa uang tebusan. “Mereka bebas karena tertekan operasi militer yang kami lakukan,” katanya seperti dikutip Minggu (16/9).
Militer Filipina mengatakan selain tiga WNI yang sudah berhasil dibebaskan, saat ini masih ada 11 orang yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Mereka, salah satunya berasal dari Vietnam.
Abu Sayyaf yang juga dikenal sebagai Al Harakat Al Islamiyya merupakan kelompok separatis berbasis di kepulauan selatan Filipina. Kelompok ini dituduh bertanggung jawab dalam serangkaian kegiatan pembunuhan, penculikan dan pemerasan.
Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi kabar dua nelayan warga negara Indonesia diculik di Perairan Sabah, Malaysia, pada Selasa (11/9) lalu.
“Pada tanggal 11 September 2018, sekitar pukul 01.00, telah terjadi penculikan oleh kelompok bersenjata terhadap 2 nelayan WNI yang bekerja di kapal penangkap ikan berbendera Malaysia, Dwi Jaya I,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Lalu Muhamad Iqbal.
Melalui pernyataan tertulis pada Kamis (13/9) itu, Iqbal mengungkap identitas kedua WNI tersebut, yaitu Samsul Saguni dan Usman Yunus. Menurut Iqbal, keduanya berasal dari Sulawesi Barat.
Iqbal mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, sudah memerintahkan perwakilan dari Konsulat Jenderal RI di Tawau untuk berkunjung ke Semporna dan bertemu dengan otoritas setempat, pemilik kapal, dan saksi pelapor.
Sementara itu, Kemlu juga sudah menyampaikan kabar ini kepada pihak keluarga korban sekaligus memberikan pendampingan. Kemlu pun sudah berkoordinasi dengan pemda setempat.
Namun, Iqbal belum dapat mengonfirmasi pihak yang menculik para WNI itu. Ia juga tak dapat memastikan tuntutan untuk membebaskan WNI tersebut karena pihak penculik belum menghubungi keluarga atau aparat.
Retno sendiri sudah menghubungi Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, untuk menyampaikan keprihatinan terhadap insiden ini. “Menlu telah melakukan komunikasi dengan Menlu Malaysia guna menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kejadian tersebut dan meminta jaminan keamanan bagi WNI yang bekerja di wilayah Sabah, khususnya yang bekerja sebagai nelayan,” kata Iqbal.
Penculikan nelayan WNI di Perairan Sabah memang sudah terjadi beberapa kali. Iqbal memastikan pemerintah akan melakukan berbagai upaya perlindungan bagi kedua WNI ini sebagaimana yang dilakukan pada 11 korban sebelumnya. (iuy)