Tim Cawagub MY Abaikan Kampanye Hitam
"Itu kampanye hitam yang kampungan dan murahan, dan ini selalu terjadi saat setiap Pilgub," tegas Alfrenzi Panggarbesi kepada media, Kamis (26/4).

PALEMBANG, Matapublik.co – Tim pasangan calon (paslon) Herman Deru – Mawardi Yahya (HD-MY) menyatakan tidak terprovokasi atas serangan kampanye hitam menjelangg pemilihan gubernur (Pilgub) Sumatera Selatan.
Koordinator Media Center HDMY, Alfrenzi Panggarbesi mengaku enggan berkomentar banyak terkait dilaporkannya Cawagub Sumsel MY ke Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Diketahui, pelapor adalah mantan model cantik Irene Susanti yang merasa menjadi korban penipuan dan kekerasan verbal oleh terlapor. Menurutnya, hal ini merupakan kampanye hitam yang kampungan karena menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel. “Itu kampanye hitam yang kampungan dan murahan, dan ini selalu terjadi saat setiap Pilgub,” tegas Alfrenzi Panggarbesi kepada media, Kamis (26/4).
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk menurunkan elektabilitas dari paslon HD-MY mengingat saat ini posisi tertinggi dipegang oleh paslon yang diusung oleh tiga partai yakni NasDem, Hanura dan PAN. Dirinya mengaku tidak akan mengambil tindakan apa pun terkait laporan tersebut. Karena, pihaknya hanya fokus dalam Pilgub Sumsel. Selain itu, paslon HD-MY juga sudah terbiasa karena sejak awal beragam isu terus menyerang, mulai dari ijazah palsu, korupsi, selingkuh, pencaplokan tanah, dan lainnya. “Beragam isu ini tidak akan menurunkan elektabilitas kami dan kami akan berupaya mewujudkan Pilgub ini damai dan anti kampanye hitam,” ujar dia.
Seperti diketahui, Irene Susanti yang didampingi Ahmad Rofiq dari BPKP NKRI mengadu ke Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/4). Perempuan asal Palembang itu membuat pengaduan karena telah ditipu dan mengalami kekerasan verbal dari seorang pria berinisial MY yang merupakan seorang Cawagub Sumsel.
Dikatakan, Ahmad Rofiq, Irene merasa dirugikan karena selama ini selalu dijanjikan hal-hal manis setelah 20 tahun berhubungan dengan MY, termasuk janji untuk menikah. Bahkan, sejak beberapa bulan terakhir, Irene juga sering ditelpon orang MY untuk tidak membongkarnya. “Ibu merasa terusik sehingga membuat laporan ke Komnas Perempuan untuk meminta masukan,” tutupnya. (yri)